Ruslan Raya Mata Sosial: Ikan Tawar, Gizi Unggul untuk Sukabumi Mubarokah—Maju, Berbudaya, dan Penuh Berkah!

 Sukabumi, Di tengah semangat membangun Sukabumi Mubarokah yang maju, unggul, berbudaya, dan penuh berkah, konsumsi ikan tawar lokal seperti nila, gurame, lele, ikan mas, dan sidan bukan cuma soal makan—tapi soal kesehatan dan peradaban!

Sobat Mata Sosial, Ruslan Raya percaya bahwa kekuatan sebuah daerah bukan hanya di infrastruktur, tapi juga di piring rakyatnya. Ikan tawar adalah simbol ketahanan pangan, kearifan lokal, dan gaya hidup sehat yang merakyat. Yuk, kita bedah manfaatnya satu per satu!

Nila: Gizi Unggul untuk Generasi Maju

Ikan nila kaya protein, rendah lemak, dan cocok untuk pertumbuhan anak-anak hingga lansia. Versi Ruslan: “Nila itu lauk yang manta. Bikin otak encer, tubuh bugar, dan semangat belajar makin nyala. Cocok buat generasi Sukabumi yang mau maju!”

Gurame: Elegan, Berbudaya, dan Cerdas

Gurame bukan cuma enak, tapi juga punya omega-3 tinggi yang bantu daya pikir dan kesehatan jantung. Kata Ruslan Raya: “Gurame itu lauk gurih. Disajikan di hajatan, dihormati di meja, dan bikin pikiran tetap waras di tengah tantangan.”

Lele: Simbol Rakyat Tangguh dan Unggul

Lele itu murah, gampang dibudidayakan, dan kaya gizi. Cocok buat keluarga yang ingin sehat tanpa ribet. Ruslan bilang: “Lele itu ikan rakyat unggul. Tahan banting, penuh manfaat, dan bikin semangat kerja makin berkah!”

Ikan Mas: Tradisi yang Menyehatkan

Ikan mas sering hadir di acara adat, tapi juga kaya vitamin dan mineral. Versi Ruslan: “Ikan mas itu warisan berbudaya yang menyehatkan. Makan ikan mas, kita jaga tradisi sekaligus jaga gizi.”

Sidat: Rezeki Langka yang Penuh Berkah

Sidat makin populer, tapi kandungan gizinya luar biasa. Cocok buat pemulihan dan menjaga stamina. Kata Ruslan: “Sidan itu ikan berkah. Kalau kamu nemu, itu bukan cuma lauk—itu hadiah dari alam untuk tubuhmu.”

Konsumsi ikan tawar adalah langkah kecil menuju Sukabumi yang maju secara gizi, unggul dalam ketahanan pangan, berbudaya dalam pilihan, dan penuh berkah dalam hidup sehari-hari. Versi Ruslan Raya Mata Sosial, makan ikan itu bukan cuma soal rasa—tapi soal rasa syukur, rasa cinta pada daerah, dan rasa tanggung jawab untuk masa depan.