BUKITTINGGI — Pilar-pilar sosial seperti Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), kader, Karang Taruna, dan Linmas menjadi garda terdepan dalam mendukung program kesejahteraan masyarakat. Kesadaran itulah yang mendorong Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Hj. Nurna Eva Karmila untuk menghadirkan program pemberdayaan sosial melalui Pokok-Pokok Pikiran (Pokir)-nya, bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Sumbar dan Dinas Sosial Kota Bukittinggi.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian Bukittinggi pada (29/07/2025) dalam rangka penguatan kapasitas SDM sosial tahun anggaran 2026, dan dihadiri oleh ratusan pelaku sosial masyarakat dari berbagai kelurahan. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat, Drs. Syaifullah, MM, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Rumainur, SE, MT.
Dalam sambutannya, Rumainur menyampaikan bahwa keberadaan pilar-pilar sosial sangat strategis, terutama dalam mendukung program-program kesehatan dan layanan kesejahteraan di masyarakat.
> “Pelayanan sosial tidak akan maksimal jika hanya dikerjakan oleh pemerintah. Pilar-pilar sosial seperti PSM, kader, Karang Taruna, dan Linmas adalah mitra lapangan yang harus terus kita perkuat dan berdayakan, ” ujarnya.
Komitmen DPRD dalam Penganggaran Sosial
Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Hj. Nurna Eva Karmila, yang akrab disapa Bunda Eva, menegaskan bahwa DPRD tidak hanya berfungsi dalam legislasi dan pengawasan, tetapi juga bertanggung jawab dalam menyusun dan menetapkan anggaran bersama pemerintah setiap tahunnya.
“Termasuk di dalamnya adalah penganggaran untuk kesejahteraan sosial. Kami pastikan, pilar-pilar sosial memiliki pendanaan yang cukup untuk melaksanakan program yang menyentuh langsung masyarakat, ” ungkap Bunda Eva.
Ia mengingatkan bahwa menjadi pelaku sosial bukan sekadar peran administratif, tetapi panggilan jiwa yang harus dimulai dari keluarga sendiri.
> “Jadilah kita bidadari di rumah kita. Kita harus menjadi pilar untuk membentuk masyarakat yang baik, dimulai dari keluarga. Ini butuh niat, motivasi, dan yang paling penting, kita ingin membuat Allah tersenyum. Kalau Allah senang, maka insyaAllah rezeki kita dimudahkan, ” kata Bunda Eva penuh semangat.
Ia juga menambahkan bahwa salah satu peran DPRD adalah “menjemput aspirasi” dari masyarakat. Banyak program seperti pelatihan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) maupun pelaku UMKM yang berawal dari aspirasi masyarakat dan kemudian diperjuangkan menjadi bagian dari program provinsi.
Refleksi Sosial: Rezeki dan Jalur Langit
Tokoh masyarakat sekaligus mantan Wakil Wali Kota Bukittinggi, Marfendi Datuak Basa Balimo, yang hadir sebagai narasumber, membawakan materi motivatif dengan pendekatan spiritual.
> “Rezeki itu tidak hanya datang dari kerja keras, tapi juga dari jalur langit—yaitu jalur doa dan ridha Allah. Maka pelaku sosial harus memiliki keseimbangan antara kerja lahir dan kerja batin, ” ujarnya dalam sesi reflektif yang mendapat sambutan hangat dari peserta.
Penjelasan Teknis: Dasar Hukum dan Cakupan Program Sosial
Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Dinas Sosial Kota Bukittinggi, Tomi, yang juga menjadi narasumber. Ia menyampaikan bahwa tugas Dinas Sosial tidak hanya mencakup Bukittinggi saja, melainkan juga berdasarkan regulasi nasional yang mengatur seluruh Indonesia.
“Kami bekerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016. Di dalamnya dijelaskan bahwa Dinas Sosial bertugas melaksanakan kebijakan di bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Sosial, dan Penanganan Fakir Miskin, ” jelas Tomi.
Ia juga menegaskan bahwa penerima manfaat program sosial harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, terutama pada point 1 dan 5, yakni fakir miskin dan masyarakat rentan sosial, sebagaimana tertuang dalam ketentuan teknis.
Harapan Bersama
Kegiatan ini ditutup dengan dialog terbuka antar peserta dan narasumber. Banyak peserta menyampaikan aspirasi serta pengalaman lapangan, termasuk harapan agar pelatihan dan pendampingan terus berlanjut setiap tahunnya.
Dengan semangat kolaborasi, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat jejaring sosial masyarakat dan menjadikan Bukittinggi sebagai kota yang peduli, inklusif, dan tangguh secara sosial.(Lindafang)