Ketua Pansus DPRD Agam: Sungai di Batu Taba Harus Segera Dikeruk, Warga Tak Ingin Galodo Terulang

2 hours ago 3

AGAM — Kondisi sungai di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, kian memprihatinkan. Pendangkalan parah akibat timbunan material lahar dingin Gunung Marapi membuat warga setempat waswas bencana galodo kembali terjadi, seperti tragedi yang melanda daerah ini pada 11 Mei 2024 lalu.

Sungai yang menjadi jalur utama aliran lahar dingin dari Gunung Marapi itu kini nyaris tak mampu menampung debit air saat hujan deras. Tebing-tebing sungai di beberapa titik hanya tersisa sekitar 30 sentimeter. Bahkan sejumlah sawah milik warga mulai tergerus arus.

“Kondisi sekarang sudah sangat kritis. Kalau tidak segera dikeruk, kami sangat takut bencana seperti tahun lalu terulang, ” ungkap Rizal Sutan Mangkuto (37), tokoh masyarakat Jorong Cangkiang, Sabtu (26/7/2025). Ia menambahkan bahwa sedikitnya ada sembilan bangunan, termasuk satu pondok pesantren, yang berada sangat dekat dengan bibir sungai.

Kekhawatiran warga semakin memuncak setelah Jumat malam (25/7/2025), sekitar pukul 19.30 WIB, debit air sungai mendadak naik drastis pascahujan deras di hulu. Kejadian ini langsung mengingatkan warga pada peristiwa galodo besar tahun lalu yang menyebabkan puluhan rumah terendam, lahan pertanian rusak, dan fasilitas umum ikut terdampak.

Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Penyelenggaraan dan Penanggulangan Bencana Galodo Marapi DPRD Kabupaten Agam, Yandril, S.Sos, menyatakan pihaknya telah menerima laporan dari warga dan akan segera menindaklanjuti.

“Insyaallah, nanti akan kita upayakan bagaimana mengatasinya. Kami memahami kekhawatiran warga, dan tentu langkah konkret seperti pengerukan harus menjadi prioritas, ” ujar Yandril kepada awak media, Minggu (27/7/2025), melalui pesan WhatsApp.

Menurut Yandril, Pansus DPRD akan segera berkoordinasi dengan BPBD, dinas teknis terkait, dan pemerintah provinsi untuk memastikan penanganan sungai yang sudah sangat dangkal ini tidak tertunda lagi.

Sebelumnya, setelah bencana 2024, memang telah dilakukan pengerukan awal, namun material dari hulu terus terbawa dan menumpuk kembali di aliran sungai wilayah Batu Taba. “Ini bukan hanya masalah teknis, tapi soal keselamatan warga. Kami minta pemerintah jangan menunggu korban jatuh dulu baru bertindak, ” tegas Rizal.

Masyarakat berharap Pemkab Agam segera mengerahkan alat berat untuk melakukan pengerukan lanjutan sebelum musim hujan mencapai puncaknya. Bagi warga Batu Taba, ancaman galodo bukan sekadar kekhawatiran, tapi nyata membayangi setiap kali langit mendung mulai menggantung.(Lindafang) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |