Tragis! Kusiana Tabuni, Anggota Aktif OPM, Ditemukan Tewas Mengenaskan Diduga Dianiaya oleh Kelompoknya Sendiri

3 hours ago 6

LANNY JAYA - Ironi kelam perjuangan bersenjata kembali terjadi di Papua. Seorang anggota aktif Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kusiana Tabuni, ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan di dalam honai-nya di Distrik Kuyawagi, Kabupaten Lanny Jaya, pada Minggu (27/7/2025). Tubuhnya penuh luka, mulai dari lebam, luka tusuk, hingga tulang-tulang yang diduga patah akibat penganiayaan brutal.

Namun yang mengejutkan, bukan aparat atau masyarakat sipil yang diduga sebagai pelaku kekerasan, melainkan sesama anggota OPM. Konflik internal yang telah lama membara di tubuh kelompok separatis itu, khususnya di wilayah Kodap Pegunungan Tengah, kini semakin memperlihatkan wajah aslinya—penuh intrik, kekerasan, dan saling curiga.

"Bukan Perjuangan, Tapi Perpecahan"

Menurut informasi dari tokoh masyarakat dan warga setempat, tidak ditemukan tanda-tanda serangan dari luar. Tidak ada jejak peluru, tidak ada kerusakan pada honai, dan tidak ada keterlibatan aparat. Semua bukti mengarah pada satu kesimpulan: Kusiana dibunuh oleh orang dalam kelompoknya sendiri.

Pendeta Markus Kogoya, tokoh adat dan pemuka masyarakat Kuyawagi, menyampaikan keprihatinan dan kemarahannya atas kejadian tersebut.

“Kalau sesama anggota saja bisa dibunuh hanya karena beda pendapat atau rebutan senjata dan jabatan, lalu perjuangan macam apa yang mereka bawa? Ini bukan organisasi pembebasan, ini kelompok yang saling menghancurkan, ” tegas Pdt. Markus.

Kusiana Tabuni: Dari Aksi Bersenjata hingga Kematian Tragis

Kusiana bukan nama asing dalam konflik Papua. Ia dikenal sebagai salah satu aktor lapangan OPM yang aktif dalam sejumlah aksi kekerasan bersenjata, di antaranya:

  • Baku tembak dengan aparat di Wamena,

  • Perampasan senjata api jenis moser di Ilu,

  • Penyerangan pos aparat keamanan di Sinak tahun 2022 yang menewaskan beberapa prajurit,

  • Hingga aksi penjarahan terhadap warga sipil.

Namun, kematian tragisnya justru menyingkap kenyataan pahit bahwa kelompok yang selama ini mengklaim memperjuangkan rakyat Papua justru tak segan saling menumpahkan darah.

Generasi Muda Papua Diingatkan: “Jangan Masuk OPM”

Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi generasi muda Papua agar tidak mudah termakan bujuk rayu atau propaganda romantis dari kelompok OPM. Pendeta Markus menambahkan bahwa banyak pemuda Papua yang awalnya diajak “berjuang” justru berakhir di hutan, memegang senjata, dan akhirnya kehilangan masa depan atau bahkan nyawa.

“Jangan sampai pemuda kita masuk OPM karena mimpi palsu. Mereka bukan memperjuangkan rakyat, tapi memperjuangkan senjata dan kekuasaan di antara mereka sendiri, ” tegasnya.

Kematian yang Mengungkap Wajah Asli OPM

Tragedi yang menimpa Kusiana Tabuni menyibak wajah asli OPM yang selama ini dibungkus dengan narasi “perjuangan kemerdekaan”. Fakta bahwa konflik internal berujung pembunuhan terhadap anggotanya sendiri memperlihatkan betapa rentannya moral, solidaritas, dan arah perjuangan kelompok ini.

Bukannya memperjuangkan nasib rakyat Papua, kelompok bersenjata ini justru:

  • Mengintimidasi warga sipil,

  • Menjarah logistik,

  • Membakar sekolah dan puskesmas,

  • Hingga kini, saling membunuh sesama anggotanya.

Papua Butuh Damai, Bukan Pertumpahan Darah

Masyarakat berharap agar kejadian ini menjadi momen refleksi dan titik balik. Sudah saatnya rakyat Papua menolak kekerasan atas nama perjuangan. Papua membutuhkan masa depan yang damai, bermartabat, dan beradab bukan pertumpahan darah yang sia-sia.

“Kalau terus begini, bukan kemerdekaan yang datang. Tapi kehancuran, ” tutup Pendeta Markus dengan nada lirih.

(Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |