NDUGA - Di tengah keheningan pegunungan Yigi yang sejuk namun penuh tantangan, Jumat, 8 Agustus 2025, lahir sebuah momen yang memancarkan kehangatan. Satgas Yonif 400/Banteng Raiders Pos Yigi menanggalkan sekat formalitas dan merajut kebersamaan dengan cara yang sederhana namun penuh makna makan bersama warga.
Di sebuah tempat sederhana, aroma masakan lokal bercampur dengan tawa riang. Nasi, sayur, dan lauk yang dimasak secara gotong royong tersaji di atas meja panjang. Tak ada kursi khusus, tak ada jarak sosial yang memisahkan. Prajurit TNI dan warga duduk bersebelahan, saling menyendokkan lauk, saling menyapa, dan berbagi cerita.
Makan Bersama, Menyatukan Hati
Bagi Danpos Yigi, momen seperti ini adalah inti dari tugas pengabdian di wilayah penugasan.
“Melalui makan bersama, kami ingin menumbuhkan rasa kekeluargaan. Ini bukan hanya soal makanan, tapi tentang kedekatan, kepercayaan, dan kebersamaan, ” ujarnya.
“Kami hadir tidak hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai saudara yang ingin berbagi suka dan duka.”
Kegiatan ini menjadi jembatan hati yang mengikis jarak psikologis antara aparat dan warga. Setiap sendok nasi yang dibagi bukan sekadar mengenyangkan perut, tetapi juga menguatkan ikatan batin di antara mereka.
Respon Hangat dari Warga
Senyum tulus terlihat di wajah warga Yigi saat duduk bersama prajurit TNI. Anak-anak berlarian di sekitar meja, tertawa riang, sementara orang tua bercengkerama santai. Seorang tokoh masyarakat mengungkapkan rasa harunya:
“Kami senang bisa makan bersama bapak-bapak TNI. Mereka ramah dan peduli kepada kami, ” ujarnya, mewakili suara hati seluruh warga yang merasa dihargai dan diakui.
Kekuatan Bangsa dari Solidaritas
Bagi banyak orang, kekuatan bangsa sering diukur dari kekuatan militer dan persenjataan. Namun di Yigi, hari itu terpatri pesan lain: kekuatan sejati lahir dari solidaritas dan kebersamaan. Di meja makan sederhana, TNI dan rakyat melebur menjadi satu keluarga besar tanpa memandang latar belakang atau perbedaan.
Apresiasi dari Pangkoops Habema
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini.
“Apa yang dilakukan oleh prajurit di Pos Yigi adalah perwujudan filosofi ‘TNI adalah rakyat, dan rakyat adalah TNI.’ Di meja makan sederhana itu, mereka tidak hanya berbagi nasi, tetapi juga menanamkan benih cinta tanah air dan persatuan, ” tegasnya.
Potret Indonesia yang Sesungguhnya
Momen ini menjadi gambaran indah tentang Indonesia yang saling merangkul. Di tengah pegunungan Papua, prajurit TNI membuktikan bahwa mereka adalah pelayan dan pelindung rakyat bukan hanya dengan senjata di medan tugas, tetapi juga dengan hati yang terbuka dan tangan yang terulur.
Di meja makan Yigi, persaudaraan bukan sekadar kata-kata. Ia hadir dalam senyum, tatapan, dan rasa syukur yang dibagi bersama. Dan dari sinilah, keyakinan tumbuh bahwa persatuan Indonesia akan terus terjaga, sejauh mana pun jaraknya dan seberat apa pun tantangannya.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono