TEMANGGUNG - Di sebuah jalur sempit yang diapit tebing hijau dan pepohonan, suara sekop menghantam tumpukan batu bercampur semen terdengar berulang. Di tengah kerumunan, seorang lelaki berpeci lusuh dan bercelana olahraga bertuliskan “ROBAITO” mengayunkan sekopnya dengan mantap. Ia bekerja berdampingan dengan prajurit TNI berseragam loreng, tak ada batas antara rakyat dan tentara. Jum'at (8/8/2025).
Pagi itu, di Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125 Kodim 0706/Temanggung berlangsung penuh semangat. Warga dari berbagai usia, dari pemuda hingga sesepuh desa, berkumpul mengaduk material pengecoran untuk membangun jalan penghubung antar dusun yang selama ini menjadi jalur vital warga.
Peluh di Bawah Teduhnya Kebersamaan
Di sela-sela pekerjaan, terdengar canda ringan. Tidak ada yang mengeluh meski pekerjaan berat. Prajurit TNI sigap memindahkan ember berisi adukan, sementara warga tua muda silih berganti menyodorkan sekop atau membawa kerikil.
Bagi Paidi (58), warga yang tampak di garis depan adukan semen, ikut serta dalam pembangunan ini adalah bentuk rasa memiliki terhadap jalan yang kelak ia dan tetangganya lewati setiap hari.
“Kalau kita ikut kerja, rasanya beda. Nanti lewat sini, ingat kalau ini hasil tangan kita sendiri, ” ujarnya sambil menyeka keringat.
Prajurit dan Rakyat Menyatu dalam Misi Pembangunan
Letda Inf Rusyanto, yang memimpin Satgas TMMD di lokasi, mengaku terharu dengan antusias warga. Menurutnya, keberhasilan TMMD tidak hanya diukur dari rampungnya pembangunan fisik, tetapi juga dari kekuatan kebersamaan yang tercipta.
“Gotong royong ini adalah modal sosial yang luar biasa. Kami prajurit hanya bagian dari tim besar bersama masyarakat. Semua bergerak demi kepentingan bersama, ” katanya.
Jalan untuk Ekonomi dan Harapan Baru
Jalan yang sedang dibangun ini menjadi penghubung penting antara Dusun Krajan dan Dusun Kembangan. Sebelumnya, akses jalan tanah licin dan sulit dilalui terutama di musim hujan, membuat warga kesulitan membawa hasil panen tembakau, sayur, maupun palawija ke pasar.
Dengan jalan baru yang dicor, jarak tempuh ke pasar kecamatan akan berkurang drastis, menghemat waktu dan biaya. Selain itu, mobilitas anak sekolah dan layanan kesehatan juga akan lebih mudah dijangkau.
Membangun Lebih dari Sekadar Jalan
Apa yang terjadi di Banaran hari itu membuktikan bahwa pembangunan desa bukan hanya urusan alat berat atau anggaran pemerintah. Pembangunan juga tentang hati yang mau bergandengan tangan, tentang warga yang rela meluangkan waktu dan tenaga, dan tentang prajurit yang hadir bukan hanya sebagai pelindung, tapi juga mitra kerja rakyat.
Di akhir hari, jalan yang masih basah oleh semen itu belum rampung seluruhnya. Tapi satu hal sudah selesai: terbangunnya ikatan yang lebih kokoh antara TNI dan masyarakat.
(Pendim 0706/Temanggung)