Pena di Ujung Senjata: Ketika Prajurit TNI Menyalakan Harapan Anak Papua dengan Buku dan Cinta

1 day ago 6

PAPUA - Di tengah keheningan dan keindahan Pegunungan Tengah Papua, bukan suara senjata yang terdengar, melainkan tawa polos anak-anak menyambut kehadiran para prajurit. Di Kampung Wombru, Distrik Mageabume, Kabupaten Puncak, hadir sekelompok tentara yang datang bukan untuk bertempur, tapi untuk merajut mimpi dan harapan, dengan membawa benda sederhana: buku tulis dan pulpen. Rabu 4 Juni 2025.

Adalah Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti yang melalui Pos Pintu Jawa hadir membawa misi kemanusiaan, menjelajah medan terjal demi satu tujuan: memastikan anak-anak Papua tidak tertinggal dalam pendidikan. Langkah mereka menyusuri kampung tak hanya menyusuri jalan-jalan tanah, tapi juga menyusuri hati-hati kecil yang haus perhatian.

Senyum malu-malu anak-anak berubah menjadi tawa riang ketika tangan mereka menggenggam buku baru dan pulpen warna-warni. Di mata mereka, alat tulis itu bukan hanya perlengkapan sekolah, tapi simbol bahwa mereka tidak sendiri, bahwa negeri ini mengingat mereka.

Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa, menuturkan dengan mata berkaca,

"Anak-anak ini adalah titipan masa depan. Mungkin kami bukan guru, tapi kami ingin jadi bagian dari mimpi mereka. Dengan langkah kecil ini, kami berharap bisa membuka jendela harapan."

Momen hangat itu terekam jelas dalam bingkai kamera prajurit berseragam loreng duduk bersila di tanah, dikelilingi anak-anak yang antusias membuka buku baru. Latar alam Papua yang megah menjadi saksi bisu dari aksi cinta yang lahir dari ketulusan dan panggilan hati.

Di balik raut wajah garang dan sepatu yang terbiasa melintasi medan berat, para prajurit ini memperlihatkan sisi lain: kasih, perhatian, dan dedikasi untuk membangun negeri dari ujung timur Indonesia.

Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyampaikan apresiasi tulus atas langkah humanis para prajuritnya.

“Inilah wajah sejati TNI. Selain menjaga kedaulatan, kami juga punya tanggung jawab moral untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah pintu awal menuju masa depan, dan kehadiran Satgas Yonif 700/WYC di Kampung Wombru adalah wujud nyata komitmen kami terhadap itu, ” tegasnya.

Apa yang dilakukan para prajurit di Wombru bukan sekadar kegiatan sosial. Ini adalah bentuk pengabdian yang menyentuh sisi terdalam kemanusiaan. Di tangan mereka, senjata tidak hanya untuk menjaga batas, tapi juga pena untuk membuka batas mimpi anak-anak bangsa.

Di setiap langkah kaki mereka di tanah Papua, para prajurit ini membawa lebih dari tugas. Mereka membawa cinta, harapan, dan keyakinan bahwa masa depan negeri ini bisa ditulis ulang dari kampung kecil, dengan selembar buku dan sepucuk pena.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |