CILACAP – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Besi Nusakambangan terus berkomitmen melaksanakan program pembinaan kepribadian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) , termasuk dalam aspek kerohanian.
Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah terselenggaranya kegiatan pembinaan kerohanian Kristen yang dilaksanakan di Gereja Lapas Besi, Senin (30/6/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Lapas Besi dan Yayasan Tabgha Love Ministry, sebuah lembaga pelayanan rohani Kristen yang secara rutin melaksanakan pelayanan dan pendampingan iman bagi warga binaan di beberapa lembaga pemasyarakatan.
Dalam kegiatan ini, para WBP yang beragama Kristen mendapatkan pembekalan rohani melalui sesi pujian dan penyembahan, penyampaian firman Tuhan, serta doa bersama yang dipimpin langsung oleh tim pelayanan dari yayasan.
Kepala Lapas Besi, Teguh Suroso menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan rohani seperti ini menjadi bagian penting dalam membentuk karakter warga binaan yang lebih baik dan membantu proses pemulihan diri secara spiritual.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Yayasan Tabgha Love Ministry yang terus konsisten mendampingi warga binaan kami. Pembinaan rohani sangat berpengaruh dalam proses pembentukan kepribadian positif dan membangun kesadaran moral di kalangan warga binaan, ” ujarnya.
Pembina dari Yayasan Tabgha Love Ministry dalam pesannya menekankan pentingnya perubahan pola pikir dan sikap hidup melalui kedekatan dengan Tuhan.
Mereka juga mengajak para WBP untuk menjadikan masa pidana sebagai waktu untuk berbenah, memperbaiki diri, dan menyongsong masa depan yang lebih baik dengan iman dan pengharapan yang teguh.
Kegiatan berjalan dengan penuh khidmat dan antusiasme. Para WBP tampak aktif mengikuti rangkaian kegiatan, menyanyikan lagu-lagu rohani, dan mendengarkan setiap pesan yang disampaikan dengan seksama. Banyak diantara mereka yang menyatakan bahwa kegiatan seperti ini memberikan kedamaian batin serta semangat untuk menjalani hari-hari pembinaan di dalam lapas.
Dengan adanya pembinaan kerohanian secara berkala, Lapas Besi berharap para WBP tidak hanya menjalani masa pidana sebagai bentuk hukuman, tetapi juga sebagai proses pembelajaran dan pembentukan diri agar dapat kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik, beriman, dan bertanggung jawab.
(Dede)