Sektor Kesehatan RI Tertinggal, Menkes Budi Gunadi Sadikin: Kontribusi ke PDB Masih Minim!

14 hours ago 2

JAKARTA - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, baru-baru ini mengungkapkan sebuah fakta yang cukup mengejutkan: kontribusi sektor kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih jauh dari harapan.

Menurut catatan Menkes, sektor kesehatan hanya menyumbang sekitar 2, 1%-2, 5?ri total PDB. Angka ini, tentu saja, dianggap sangat jauh dari target yang telah ditetapkan pemerintah.

"Kita tuh 2, 1% sampai 2, 5?ri PDB. Jadi kalau kita (sektor kesehatan) tumbuhnya 10% kontribusi kebutuhan PDB total hanya 10% x 2, 7. Jadi hanya kontribusi 0, 2?ri target Bapak Presiden Prabowo yang 8%, " kata Budi dalam diskusi Health Summit 2025 di 25 Hours Hotel Jakarta The Oddbird, Rabu, (13/8/2025).

Saya ingat betul, dulu waktu masih kuliah, dosen ekonomi sering menekankan betapa pentingnya sektor kesehatan bagi kemajuan suatu negara. Bukan hanya soal kualitas hidup masyarakat, tapi juga dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan. Mendengar angka ini, jujur saja, ada sedikit rasa kecewa.

Akar Permasalahan: Belanja Kesehatan dan Pencatatan yang Belum Optimal

Budi menjelaskan bahwa minimnya kontribusi ini disebabkan oleh beberapa faktor krusial. Salah satunya adalah terkait belanja kesehatan.

Menurutnya, sekitar 80?lanja kesehatan saat ini masih berada di luar negeri. Ke depan, ia mendorong agar belanja kesehatan bisa tumbuh hingga 100% di dalam negeri, dengan harapan dapat mendorong kontribusi ke pertumbuhan PDB hingga 9-11%. Caranya? Dengan memindahkan sebanyak mungkin kegiatan industri ke dalam negeri.

"Jadi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan PDB terjadi di negara ini. Dan itu akan menciptakan lapangan kerja. Itu yang Pak Prabowo mau. Jadi teman-teman yang tahu ya, kesehatan itu sebenarnya bisa berkontribusi, " terangnya.

Masalah lain yang tak kalah penting adalah terkait komponen pendorong sektor kesehatan terhadap PDB. Budi menyoroti bahwa banyak komponen sektor kesehatan justru tercatat di sektor lain, sehingga saat diakumulasikan dalam PDB, angkanya menjadi kecil.

"Di catatan BPJS, sektor kesehatan itu masih campur-campur. Gak ada satu line tersendiri. Jadi kita masuk di industri pengolahan sebagian. Jadi kalau kayak farmasi. Kita sektor kesehatan ada tiga industri besar. Industri obat-obatan atau farmasi, alat kesehatan dan industri services, atau layanan kesehatan. Yang layanan kesehatan lebih rapi di bawah. Jasa kesehatan, itu masuk dulu. Tapi industri farmasi sama industri alkes. Itu campur aduk. Dimasukin di catatan BPJSnya. Ada masuk industri elektronik. Ada masuk industri makanan dan minuman, " pungkasnya.

Langkah Strategis: Pembenahan Data dan Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan

Menyadari permasalahan ini, Budi tidak tinggal diam. Ia berencana untuk segera bertemu dengan Kepala BPJS Kesehatan untuk bekerja sama melihat sejauh mana sektor kesehatan dapat berkontribusi setiap tahunnya.

"Jadi kita masih memfinalisasi sama BPJS. Untuk bisa masuk ke more detail component item. Jadi ada 1 digit, 2 digit, 3 digit. Kita mau sampai ke 5 digit. Supaya kita bisa tarik. Sehingga kita bisa lihat kinerja sektor kesehatan, " ujarnya.

Sebagai seorang yang pernah merasakan bagaimana sulitnya mengakses layanan kesehatan berkualitas, saya sangat berharap upaya pembenahan ini dapat segera membuahkan hasil. Sektor kesehatan yang kuat bukan hanya tentang angka-angka PDB, tapi juga tentang kesejahteraan dan masa depan bangsa. (Kabar Menteri)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |