Tengkulak Diduga Rugikan Petani di Barru, Bulog dan Pengawas Tak Tampak di Lapangan

8 hours ago 4

BARRU– Praktik pembelian gabah secara langsung oleh tengkulak diduga merugikan petani di Desa Mattirowalie, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. 

Dugaan ini muncul setelah ditemukannya oleh ketua DPD JNI Kabupaten Barru, transaksi jual-beli gabah yang dilakukan oleh pedagang umum di areal persawahan tanpa keterlibatan Perum Bulog maupun pengawasan dari aparat terkait.

Kejadian tersebut terpantau pada Rabu malam, 13 Agustus 2025, sekitar pukul 22.00 WITA. Tengkulak diketahui membeli gabah petani dengan harga Rp7.000 per kilogram. Namun, menurut keterangan tengkulak, terdapat potongan seberat 6 kilogram per karung, tanpa penjelasan yang jelas dan bukan dari perum Bulog.

"Bukan dari Bulog, dari umum, dibelikan 7000/kg, potongan umum 6 kilo Per karung dipotong, padi dibawa ke pinrang dan saya tidak tau perusahaannya, " ungkap tengkulak yang mengaku berasal dari Tanete Riaja, Lisu, Desa Lompo Tengah. Rabu (13/8/2025), sekitar pukul 22:00 WITA.

Yang menjadi sorotan, tengkulak tersebut bukan merupakan perwakilan dari Perum Bulog, melainkan pedagang umum yang membeli langsung di lapangan. Hingga saat ini, berdasarkan pantauan, belum ada tanda-tanda kehadiran Bulog dalam aktivitas pembelian gabah di wilayah tersebut, yang selama ini diharapkan menjadi penyeimbang harga dan pelindung kepentingan petani.

Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa Bulog mulai tidak aktif lagi dalam menyerap hasil panen petani di Kabupaten Barru. Minimnya pengawasan dari instansi terkait, seperti Bulog, TNI, maupun Polri, menambah kekhawatiran masyarakat akan terus berlangsungnya praktik yang merugikan ini.

Petani berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah ini dan memastikan kehadiran negara dalam menjamin harga jual gabah yang adil.

(red-jni)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |