JEPARA - Suasana hangat dan gegap gempita memenuhi udara Jepara pagi itu. Sorak sorai anak-anak sekolah memecah keheningan desa, melambaikan bendera merah putih sambil meneriakkan yel-yel kebanggaan TNI. Mereka berdiri di sepanjang jalan, menyambut sosok yang mereka tunggu-tunggu: Kasdam IV/Diponegoro, Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma, S.Sos., M.M., M.Han. Rabu 4 Juni 2025.
Namun momen paling memukau terjadi saat sang jenderal tiba di lokasi penutupan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-124 yang digelar oleh Kodim 0719/Jepara. Seorang wanita berbusana adat megah, memerankan Ratu Kalinyamat, tokoh legendaris Jepara, menyambut beliau dengan penuh khidmat. Ia membalut sang jenderal dengan sal kain Troso, tenun khas Jepara yang sarat makna budaya dan sejarah.
“Ini bukan sekadar simbol, tetapi ikatan batin antara TNI, rakyat, dan akar budaya bangsa, ” ujar salah satu tokoh adat yang hadir dalam acara tersebut.
Penutupan TMMD kali ini bukan hanya akhir dari serangkaian program pembangunan tetapi juga menjadi pesta rakyat yang menyatukan TNI, masyarakat, dan budaya lokal dalam satu panggung kebersamaan.
Dalam sambutannya, Brigjen TNI Andhy Kusuma mengungkapkan apresiasinya atas antusiasme masyarakat dan keberhasilan program TMMD di Jepara.
“TMMD bukan hanya tentang membangun jalan dan rumah. Ini tentang membangun hati, merawat persaudaraan, dan memperkuat jiwa kebangsaan. Dan hari ini, Jepara menunjukkan bahwa semangat gotong royong masih hidup dan membara, ” ujarnya.
Program TMMD Reguler ke-124 berhasil menyelesaikan sejumlah pembangunan strategis di wilayah sasaran, di antaranya:
* Pembangunan infrastruktur jalan desa,
* Renovasi rumah tidak layak huni,
* Penyuluhan kesehatan, pendidikan, dan bela negara,
* Pelayanan masyarakat terpadu,
* Bazar UMKM dan pameran karya lokal.
Acara penutupan turut dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya tradisional Jepara, pameran produk lokal, serta suasana kebersamaan yang penuh haru dan bangga.
Jepara hari itu bukan hanya menjadi titik akhir program pembangunan terpadu, tetapi juga simbol kehadiran negara dalam denyut nadi desa melalui prajurit yang hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tapi juga sebagai sahabat rakyat. (*/Red)