Solok, 23 Mei 2025 — Dalam kunjungan kerjanya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Agam, Syafril, S.E., Dt. Rajo Api, menegaskan pentingnya respons cepat dalam menangani dampak bencana, terutama yang menyangkut fasilitas publik seperti sekolah.
Kunjungan yang berlangsung pada Jumat (23/5) pukul 09.00 hingga 11.00 WIB ini dipimpin langsung oleh Syafril bersama empat anggota BK lainnya. Rombongan disambut hangat oleh Kalaksa BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi, didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Nopelius, serta sejumlah staf.
Dalam diskusi tersebut, Syafril menyinggung kasus SD Negeri 11 Sipisang di Jorong Air Kijang, Nagari Nan Tujuah, Kecamatan Palupuh, Agam, yang hingga kini belum mendapatkan solusi pasca tertimpa pohon pada Februari 2024 lalu.
“Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Yang terpenting sekarang adalah cari solusi, bukan sibuk cari siapa penyebab. Sudah dua tahun anak-anak belajar dalam ketidakpastian, ” ujar Syafril yang akrab disapa Nyiak Api.
Ia menceritakan bahwa kejadian itu bermula dari inisiatif warga yang bergotong royong menebang pohon di sekitar sekolah untuk menghindari bencana. Namun nahas, pohon justru tumbang akibat angin dan mengenai bangunan sekolah.
Menanggapi hal itu, Irwan Efendi menjelaskan bahwa di Kabupaten Solok, BPBD akan langsung melihat potensi dampak dari suatu kejadian.
“Kalau ada kejadian yang menimbulkan kerusakan signifikan, kami segera tangani. Biasanya menggunakan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT), ” jelas Kalaksa.
Ia menambahkan bahwa prosedur penggunaan dana BTT dimulai dari laporan dinas teknis ke bupati, dilanjutkan dengan instruksi kepada Bakeuda untuk menyiapkan anggaran, dan pelaksanaan dilakukan oleh Dinas PUTR.
“Kami tidak menunggu lama-lama. Jika perlu segera, maka harus segera. Prinsipnya, tanggap dan tepat sasaran, ” imbuh Nopelius.
Diskusi berlangsung dinamis selama lebih dari dua jam. Pertemuan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai bentuk sinergi antar-instansi untuk penanganan bencana yang lebih baik.
Menutup pertemuan, Syafril berharap kasus SDN 11 Sipisang dapat segera direspons secara konkret.
“Anak-anak itu butuh tempat belajar yang layak. Sudah cukup penantian dua tahun ini. Kami minta pemerintah segera bertindak, ” tutupnya kepada awak media melalui pesan WhatsApp.(Lindafang).