DENPASAR – Tjokorda Istri Agung Sry Ardani, S.Pt., M.Pt., promovendus Program Studi Doktor (S3) Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana (UNUD), memaparkan hasil risetnya bertema,
“Sinergi Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) dan Ciplukan (Physalis angulata L.) Terhadap Produktivitas dan Status Fisiologi Pada Itik Bali” dalam ujian terbuka yang digelar 7 Agustus 2025.
Ujian disertasi ini dipimpin oleh Ketua Penguji Prof. Dr. Ir. Ni Nyoman Suryani, M.Si., didampingi Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS., serta anggota tim penguji Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi, MS., IPU, ASEAN Eng.; Prof. Dr. Ir. I Nyoman Tirta Ariana, MS., IPU, ASEAN Eng.; Dr. drh. I Gusti Agung Arta Putra, M.Si.; Prof. Dr. Ir. Ni Wayan Siti, M.Si.; Dr. I Nyoman Sumerta Miwada, S.Pt., M.P.; Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutarpa Sutama, MS.; Prof. Dr. Ir. I Ketut Sumadi, MS., IPU., ASEAN Eng.; Dr. Ir. Wayan Wariata, M.Si.; Dr. Ir. Anak Agung Oka, M.S.; Dr. Ni Made Suci Sukmawati, S.Pt., M.Si.; Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt., M.P.; Dr. Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, M.Si.; dan Dr. Ir. Eny Puspani, S.Pt., M.Si., IPM.
Dalam pemaparannya, Tjokorda Istri Agung Sry Ardani menyoroti pentingnya animal welfare atau kesejahteraan hewan. Ia menegaskan bahwa kondisi fisik dan mental ternak yang baik, dengan kebutuhan dasar yang terpenuhi dan kesempatan mengekspresikan perilaku alami, berkorelasi erat dengan produktivitas yang optimal.
Riset ini menunjukkan, penambahan ekstrak kulit buah naga dan ciplukan pada pakan itik selama 20 minggu mampu meningkatkan pertumbuhan, menurunkan kadar kolesterol, dan memperbaiki Feed Conversion Ratio (FCR). Di saluran pencernaan, bahan alami ini juga berperan sebagai antibiotik alami yang efektif membunuh patogen. Meski demikian, beberapa pihak menilai penggunaan bahan ekstrak ini masih kurang praktis bagi peternak.
Motivasi penelitian ini lahir dari tren meningkatnya permintaan daging itik dalam kuliner khas Bali seperti betutu dan timbungan. Menariknya, Tjokorda juga membuka kemungkinan penerapan riset ini pada ayam broiler maupun unggas lain seperti entok. Ia menambahkan, meskipun ciplukan atau golden berry, selama ini dianggap gulma karena rasa pahit dari kandungan tanin, kini tanaman ini mulai populer di dunia kesehatan, termasuk sebagai bahan pendukung terapi kanker.
Dengan tren global superfood, peluang pengembangan budidaya ciplukan dinilai sangat besar. Penelitian ini diharapkan tidak hanya memberi manfaat bagi sektor peternakan, tetapi juga membuka pasar baru bagi petani dan pelaku agribisnis yang ingin menggarap potensi ciplukan secara berkelanjutan. (Ray)