Dari Prostitusi hingga Parkir Liar: Polisi dan Warga Bahas Solusi Bersama"

8 hours ago 2

Pagi itu, Aula Polsek Tanete Rilau tampak lebih ramai dari biasanya. Bukan karena adanya laporan kasus, melainkan karena puluhan warga, tokoh masyarakat, dan aparat kepolisian berkumpul dalam suasana akrab. Mereka tidak sedang menangani perkara, tapi belajar bersama tentang hukum, keamanan, dan pertolongan pertama.

Kegiatan ini digagas langsung oleh Kapolsek Tanete Rilau, IPTU Muhammad Yusran, S.Sos. Sebagai tuan rumah, ia menyambut warga dengan suguhan yang tak biasa: pemeriksaan kesehatan gratis, penyuluhan hukum, dan pelatihan dasar untuk menangani keadaan darurat medis.

Dari podium, suara tegas namun bersahabat bergema saat Kasikum Polres Barru, AKP A. Masruni Ago, membuka sesi penyuluhan. Ia bicara blak-blakan soal prostitusi—isu yang mungkin tabu dibahas di ruang publik, namun berdampak nyata pada masyarakat. “Ini soal moral, hukum, dan kesehatan, ” tegasnya.

Tak berhenti di situ, perwakilan Kasat Binmas, Iptu Azazwar Mustakim, mengingatkan bahaya penyakit sosial yang timbul dari perilaku menyimpang. Ia mengajak warga agar tak sekadar menilai, tapi juga waspada dan peduli terhadap lingkungan sosial.

Suasana berubah serius saat Kasat Reskrim, IPTU Akbar Sirajuddin, mengajak masyarakat menjadi bagian dari solusi. “Menjaga keamanan bukan hanya tugas polisi, ” katanya, “tapi tanggung jawab kita bersama.”

Kasat Lantas, AKP Ida Ayu Made Ari Suastini, menyisipkan pesan yang sering terlupakan: keselamatan jalan raya. Ia mengimbau pemilik warung di pinggir jalan untuk menyalakan lampu penerangan dan mengatur parkir pelanggan agar tidak membahayakan pengguna jalan lain.

Sementara itu, perwakilan Jasa Raharja, Almaida Djumed, menjelaskan pentingnya pajak kendaraan yang dibayar masyarakat. Dari dana itulah, katanya, santunan hingga puluhan juta rupiah bisa diberikan kepada korban kecelakaan lalu lintas.

Kegiatan hari itu ditutup dengan pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Para peserta diajarkan bagaimana menghadapi situasi medis kritis, seperti pingsan mendadak atau kecelakaan ringan, sebelum tenaga medis profesional tiba.

Camat Tanete Rilau yang turut hadir menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kolaborasi antara aparat dan masyarakat. Ia berharap model seperti ini bisa terus dikembangkan untuk menyentuh berbagai lapisan warga.

Hari itu, pelajaran yang dipetik tak hanya soal hukum, tapi juga soal kemanusiaan. Karena di Tanete Rilau, hukum bisa hadir dalam bahasa yang hangat—tanpa sekat, dan penuh manfaat.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |