Wujudkan Kampung Sejahtera dari Akar Sendiri, Herman Djide: Bangkit dengan Potensi Lokal

6 hours ago 3

PANGKEP SULSEL– Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan ( Pangkep) Provinsi Sulawesi Selatan Herman Djide, saat di ajak diskusi di warkop puang bos halaman stadion Andi Mappe Pangkajene Rabu malam (18/6/2025) tentang mewujudkan kampung sejahtera di desa.

Herman Djide yang kini sebagai pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu Perwakilan Kabupaten Pangkep, media yang di juluki seribu portal ini berkata bahwa untuk mewujudkan perubahan besar di sebuah pelosok desa atau perkampungan,

"Dengan bersama Masyarakat,   tidak boleh lagi berpangku tangan menunggu bantuan datang dari luar, tetapi mulai menggali kekuatan yang ada di sekeliling mereka. Konsep kampung sejahtera berbasis potensi lokal menjadi arah baru pembangunan desa yang mandiri, berdaya, dan berkelanjutan" ujarnya.

Dia mencontohkan di desa bagian pesisir Kabupaten Pangkep, warga harus bangkit melihat potensi lokal yang ada, misalnya memanfaatkan limbah kepiting untuk diolah menjadi pupuk cair, pakan ternak, dan bahkan obat luka alami. Inovasi seperti ini perlu dimunculkan untuk mengubah limbah menjadi berkah. 

Tidak hanya itu, kelompok tani wanita (KWT) di desa yang sama juga berinovasi mengembangkan olahan pangan dari ubi lokal seperti susu ubi, tepung mocaf, dan keripik sehat. Produk ini tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tetapi mulai dipasarkan melalui media sosial dan pasar mingguan desa. Pendapatan keluarga meningkat, dan ketergantungan pada produk dari luar mulai berkurang,  

Langkah besar lainnya adalah pembentukan koperasi desa. Modal awal diperoleh dari iuran anggota dan dukungan Bumdes. Koperasi ini mengelola simpan pinjam, pengadaan alat tani, hingga memfasilitasi penjualan hasil produksi warga. Sistem ini memperkuat solidaritas dan membentuk jejaring ekonomi yang saling menguatkan antarwarga.

Di bidang lingkungan, warga menerapkan pertanian organik terpadu. Kotoran ternak diolah jadi pupuk, air limbah diolah, dan pekarangan dimanfaatkan sebagai kebun gizi keluarga. Selain mencukupi kebutuhan rumah tangga, desa juga menjadi lebih asri dan sehat. Anak-anak pun mulai dikenalkan dengan konsep menjaga alam sejak dini.

Pemerintah desa bersama tokoh masyarakat rutin melakukan pertemuan bulanan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan. Mereka sepakat, kesejahteraan bukan sekadar angka pendapatan, tapi soal rasa aman, cukup pangan, dan kebersamaan. Bahkan, beberapa desa lain mulai datang untuk belajar dan mereplikasi praktik serupa.

Herman Djide sambil menikmati segelas kopi susu sambil berkata, Kampung sejahtera berbasis potensi lokal seperti ini bila terwujud dan bukan lagi mimpi tapi nyata, tumbuh dari niat dan kerja kolektif masyarakat. Apa yang sebelumnya dianggap kecil dan tak berharga, kini menjadi sumber penghidupan dan kebanggaan. Desa seperti inilah telah membuktikan bahwa untuk menjadi sejahtera, cukup mulai dari apa yang ada di tangan sendiri.( Bunga)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |