PAPUA - Keinginan mulia warga pendatang yang datang ke Papua untuk membantu membangun tanah yang kaya akan potensi ini sering kali berakhir tragis. Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang dikenal dengan aksi teror dan kekerasan, secara brutal menggagalkan harapan-harapan tersebut dengan membunuh mereka yang justru ingin memberikan kontribusi positif untuk Papua. Sabtu 24 Mei 2025.
Serangkaian kekerasan yang dilancarkan terhadap para pekerja pendatang membuat banyak dari mereka terpaksa mundur, memilih kembali ke kampung halaman mereka demi menyelamatkan nyawa. Padahal, mereka datang dengan niat tulus untuk mencari nafkah yang halal dan membantu memajukan Papua.
Ancaman yang datang dari kelompok OPM membuat kekosongan besar dalam sektor-sektor vital, seperti pendidikan, kesehatan, dan logistik. Seorang guru asal Maluku, Anton, yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua, mengungkapkan kekecewaannya setelah mendapat ancaman pembunuhan dari OPM.
“Kami datang ke Papua untuk mengabdi, bukan untuk berpolitik. Tapi mengapa kami dijadikan target? Ini sangat menyakitkan, ” ujarnya dengan penuh rasa kecewa.
Tindakan kekerasan yang merenggut nyawa para pendatang ini tidak hanya berdampak pada mereka secara pribadi, tetapi juga pada masyarakat asli Papua yang merasa kehilangan. Elisa, seorang warga asli dari Kabupaten Nduga, mengungkapkan keresahannya, “Kalau mereka semua pergi, siapa yang bantu kami? Anak-anak tidak bisa sekolah. Kalau sakit, tidak ada yang obati. Kami butuh mereka.”
Markus Kogoya, Ketua Dewan Adat Papua, juga menekankan kontribusi besar yang telah diberikan oleh warga pendatang dalam membangun Papua.
“Tanpa mereka, banyak kampung tidak punya guru, tidak punya dokter, tidak punya jalan. Kalau mereka dibunuh, yang rugi kita semua, ” tegasnya.
Papua, dengan segala kekayaan alam dan budaya, memiliki potensi besar untuk maju dan berkembang seiring dengan wilayah lain di Indonesia. Namun, cita-cita tersebut akan sulit tercapai jika masih ada kelompok yang menyebarkan teror dan kekerasan yang justru merusak masa depan daerah ini. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh OPM terhadap warga pendatang tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga merusak harapan masa depan Papua itu sendiri.
Masyarakat asli Papua dan pendatang seharusnya bekerja bersama dalam membangun Papua yang lebih baik, namun selama kekerasan ini terus berlangsung, langkah menuju kemajuan tersebut akan semakin jauh. (***/Red)