Mataram, NTB – Turnamen futsal se-Pulau Lombok bertajuk Ummat Fest 2025 yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) di Gelanggang Pemuda dan Mahasiswa Mataram, terancam dihentikan setelah insiden pengeroyokan yang terjadi pada Sabtu (25/05/2025).
Insiden kekerasan tersebut melibatkan pemain dan suporter Team CSCD, yang diduga mengeroyok salah satu pemain dari Sager Club usai pertandingan usai. Pertandingan antara CSCD melawan Sager Club berlangsung sengit namun relatif aman, hingga akhirnya Sager Club memenangkan laga dengan skor 1-0. Namun situasi berubah menjadi ricuh setelah pertandingan selesai.
Salah seorang pemain CSCD disebut tiba-tiba memukul pemain lawan, yang kemudian memicu suporter CSCD untuk ikut melakukan pengeroyokan. Aksi brutal itu membuat sejumlah pemain Sager Club mengalami luka dan trauma.
Salah satu orang tua korban, Ahyar, mengaku kecewa dan marah atas kejadian ini. Ia menuntut panitia bertanggung jawab atas keamanan peserta.
“Kami tidak terima anak-anak kami menjadi korban kekerasan seperti ini. Panitia harus bertanggung jawab. Kami akan laporkan kejadian ini ke pihak berwajib, ” tegasnya.
Ahyar juga mempertanyakan legalitas acara tersebut. Ia mengklaim bahwa turnamen futsal Ummat Fest 2025 belum mengantongi izin resmi dari kepolisian, terbukti dengan tidak hadirnya pengamanan di lokasi pertandingan dan lemahnya antisipasi panitia.
“Kalau belum ada izin, kenapa bisa diselenggarakan? Apalagi tidak ada petugas keamanan di lokasi. Panitia bahkan tak terlihat saat insiden terjadi, ” sambungnya geram.
Menyikapi hal ini, Ketua BEM UMMAT, Supriadin, membenarkan adanya insiden pengeroyokan. Ia mengaku terkejut karena kejadian terjadi setelah pertandingan berakhir, bahkan saat kedua tim telah bersalaman.
“Kami tidak menyangka akan terjadi keributan seperti ini, apalagi setelah pertandingan sudah selesai dan semua tampak normal, ” ujarnya saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan bahwa pihak panitia siap bertanggung jawab dan akan berusaha menyelesaikan persoalan tersebut secara menyeluruh. Mengenai izin kegiatan, Supriadin menyebut bahwa berkas administrasi sudah diserahkan ke pihak kepolisian, namun hingga saat ini belum ditandatangani oleh Kasat. Meski demikian, ia mengklaim bahwa panitia telah menerima rekomendasi dari Polsek Selaparang untuk pelaksanaan turnamen.
“Kami siap menyelesaikan permasalahan ini. Karena bagaimanapun, kejadian ini terjadi dalam kegiatan yang kami selenggarakan, ” tutupnya.
Sementara itu, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait kemungkinan penghentian turnamen ini. Namun desakan dari pihak keluarga korban serta ancaman keamanan yang mengintai membuat kelanjutan Ummat Fest 2025 kini berada di ujung tanduk. (Adb)