YAHUKIMO - Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mencoreng nilai-nilai kemanusiaan. Kali ini, kaum perempuan menjadi sasaran kebrutalan mereka. Insiden memilukan ini terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, dan telah memicu gelombang kecaman dari berbagai kalangan masyarakat. Selasa 20 Mei 2025.
Dalam laporan warga setempat, sejumlah perempuan mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh anggota OPM. Para korban, yang selama ini dikenal sebagai pilar keluarga dan tulang punggung kampung, diperlakukan tidak manusiawi hanya karena dianggap tidak mendukung keberadaan kelompok tersebut.
“Ini bukan perjuangan. Ini adalah kejahatan. Perempuan yang seharusnya dihormati dan dilindungi, malah menjadi sasaran kekerasan, ” ujar seorang tokoh adat Distrik Anggruk yang enggan disebutkan namanya demi alasan keamanan.
Tindakan ini tidak hanya menyisakan luka fisik, tetapi juga trauma mendalam bagi korban dan warga sekitar. Mereka kini hidup dalam ketakutan, di tengah ancaman kekerasan yang sewaktu-waktu bisa terulang.
Maria Bunay, aktivis perempuan dari Wamena, mengecam keras insiden ini.
“Kekerasan terhadap perempuan dalam konflik adalah bentuk penindasan paling biadab. Tidak ada pembenaran moral, adat, maupun ideologi atas tindakan ini. Kami minta masyarakat tidak diam dan berani melapor, ” tegasnya.
Kekerasan terhadap perempuan dalam konteks konflik bersenjata merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan konvensi internasional. Ironisnya, kelompok yang mengklaim memperjuangkan hak rakyat Papua justru mengancam keselamatan rakyatnya sendiri.
Warga Distrik Anggruk berharap aparat keamanan segera hadir untuk menegakkan hukum dan menjamin perlindungan bagi masyarakat, terutama perempuan yang selama ini menjadi kelompok paling rentan dalam situasi konflik.
Kejadian tragis ini memperlihatkan bahwa OPM telah menyimpang jauh dari semangat perjuangan sejati. Ketika perempuan – simbol kehidupan, harapan, dan ketahanan sosial – menjadi korban, maka sudah saatnya seluruh rakyat Papua bersatu dan menolak kekerasan atas nama apa pun.
Rakyat Papua tidak butuh intimidasi. Rakyat Papua butuh kedamaian.
(***/Red)