PAPUA - Pasukan West Papua Army (WPA) melayangkan bantahan keras terhadap pernyataan audio yang disampaikan juru bicara Sebby Sambom dan beredar di media sosial serta grup WhatsApp. WPA menilai Sebby kerap memanipulasi data lapangan dengan mengatasnamakan Komando Goliat Tabuni, seolah-olah Panglima Tinggi selalu berada di pihaknya.
Menurut Jenderal Damianus RR M Yogi, Panglima tertinggi WPA, praktik semacam ini bukan hal baru dan kerap muncul dalam pemberitaan kelompok militan Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Dalam rekaman tersebut, Sebby membantah keberadaan West Papua Army. Padahal, WPA adalah wadah koordinasi tiga komando utama yaitu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Tentara Revolusi West Papua (TRWP), dan Tentara Nasional Papua Barat (TNPB).
Sejarah mencatat, TPNPB-OPM berdiri sejak 1973 di Kampung Victoria, Papua Nugini, dipimpin Jakob Parai dan Seth Javed Rumkrom. Setelah memperoleh legitimasi dari Departemen Pertahanan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), kekuatan pasukan tersebut dilebur ke dalam WPA untuk memperkuat koordinasi.
“Pernyataan Sebby hanyalah pendapat pribadi, bukan perintah resmi dari KTT Biak Perwomi, dan Sebby Sambom merupakan kunci sebenarnya perusak tubuh internal OPM” tegas Jenderal Damianus. Mereka menambahkan, posisi Sebby hanyalah juru bicara yang hanya berdiam diri di luar Negeri dan tidak ikut berjuang langsung di Tanah Papua.
Panglima tertinggi WPA juga menyinggung catatan sejarah perjuangan Papua yang berlangsung jauh sebelum Sebby terlibat. Mereka menuduh Sebby sering mengklaim perjuangan para pejuang lama, menolak proklamasi 1 Juli 1971, dan merusak warisan perjuangan. “Kami minta ia mencabut pernyataannya, bertobat, dan berhenti mengganggu perjuangan pihak lain, yang tidak berdasar” ucap Jenderal Damianus, Senin (11/8/2025).
Terkait isu tersebut, Jenderal Damianus menolak tegas ancaman Sebby yang menyatakan dapat menangkap anggota mereka. “Ia tidak punya hak itu. Pernyataan tersebut menunjukkan kepanikan Sebby Sambom dan malah memicu konflik di antara TPNPB-OPM, TRWP, dan TNPB, ” tegasnya.
Perpecahan di tubuh gerakan bersenjata Papua bukanlah hal baru. Hal ini memperlihatkan dengan jelas bahwa organisasi-organisasi yang mengatasnamakan Kemerdekaan Papua tidak memiliki tujuan yang jelas sehingga banyak dari anggota dari kelompok tersebut lebih memilih kembali ke pangkuan NKRI.
(Apk/Red1922)