PAPUA - Di tengah bayang-bayang ancaman dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), semangat nasionalisme masyarakat Papua justru semakin berkobar menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang. Warga di berbagai pelosok Papua menyatakan tekad bulat untuk tetap mengibarkan Bendera Merah Putih sebagai simbol kesetiaan dan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sikap ini mencerminkan perubahan paradigma di kalangan masyarakat Papua, dari rasa takut menjadi keberanian untuk melawan intimidasi demi hidup damai dan bersatu. Salah satu suara lantang datang dari tokoh pemuda Kabupaten Nduga, Marthen Telenggen, yang menyatakan bahwa masyarakat Papua sudah semakin sadar akan pentingnya persatuan dan kedamaian di Tanah Cenderawasih.
“Kami tidak takut pada OPM. Kami lahir dan besar di negeri ini. Merah Putih adalah simbol kedaulatan yang kami junjung tinggi, ” tegas Marthen saat ditemui Rabu (6/8/2025).
Marthen juga mengungkapkan bahwa masyarakat mulai jenuh dengan kekerasan dan teror yang dilancarkan OPM terhadap warga sipil. Menurutnya, tindakan mereka bukan perjuangan, tetapi bentuk penindasan terhadap rakyat yang ingin menjalani hidup tanpa rasa takut.
“Kami ingin merdeka dari rasa takut, bukan dari negara. Kami ingin anak-anak kami tumbuh dalam damai, bukan dalam bayang-bayang senjata, ” tambahnya penuh semangat.
Sikap senada juga disampaikan oleh tokoh agama asal Yahukimo, Pendeta Thomas Kobogau, yang menegaskan bahwa pengibaran Bendera Merah Putih oleh masyarakat Papua bukanlah bentuk kepasrahan terhadap tekanan dari luar, melainkan simbol kehendak bebas rakyat untuk hidup berdampingan dalam kedamaian.
“Kami cinta damai, kami cinta Indonesia. OPM tidak bisa mewakili suara seluruh rakyat Papua. Banyak dari kami yang ingin hidup normal, mengabdi kepada bangsa, dan membangun Papua untuk masa depan, ” ucapnya dalam khotbah Minggu lalu di hadapan jemaat.
Saat ini, berbagai elemen masyarakat di Papua tokoh gereja, pemuda, dan adat—bahu-membahu mendorong warga agar tidak gentar terhadap propaganda dan provokasi OPM. Mereka justru menjadikan peringatan Hari Kemerdekaan sebagai momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia.
Di tengah kondisi keamanan yang belum sepenuhnya stabil di sejumlah wilayah pegunungan, rencana pengibaran bendera Merah Putih tetap dipersiapkan dengan penuh semangat. Warga bergotong royong membersihkan lapangan, mengecat tiang bendera, dan mempersiapkan upacara kemerdekaan yang sarat makna nasionalisme.
Momentum 17 Agustus tahun ini pun tak hanya menjadi simbol peringatan sejarah kemerdekaan Indonesia, tetapi juga pernyataan tegas dari masyarakat Papua: bahwa mereka tidak tunduk pada ketakutan, melainkan berdiri tegak bersama Merah Putih. (Apk/Red1922)