Merah Putih dari Hati Warga Wombru: Ketika Papua Menyapa Indonesia dengan Cinta

5 hours ago 3

PUNCAK - Jauh dari keramaian kota, di kaki bukit Distrik Mage’abume, Kabupaten Puncak, masyarakat Kampung Wombru mengirim pesan kebangsaan yang begitu kuat: Kami bagian dari Indonesia. Pada Sabtu, 12 Juli 2025, momen tersebut terwujud dalam kegiatan pembagian bendera Merah Putih oleh Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 700/Wira Yudha Cakti, melalui Pos Pintu Jawa.

Dipimpin langsung oleh Letda Inf Risal, prajurit berjalan menembus jalur perbukitan menuju rumah-rumah warga. Mereka tidak datang karena perintah dari atas, melainkan untuk memenuhi permintaan langsung dari masyarakat Wombru yang ingin Merah Putih berkibar di halaman rumah mereka. Ini bukan sekadar kegiatan teritorial, tetapi ekspresi nyata kecintaan rakyat Papua terhadap Tanah Air.

“Kami tidak hanya membawa bendera, kami membawa simbol kehormatan. Ini adalah permintaan tulus dari warga, bukan inisiatif dari kami. Inilah bukti bahwa Merah Putih hidup di hati mereka, ” ungkap Letda Inf Risal.

Kibaran Bendera, Simbol Persatuan dari Akar Rakyat

Yang membuat momen ini begitu bermakna adalah kesadaran kolektif masyarakat yang muncul tanpa paksaan. Warga secara sukarela meminta bendera Merah Putih sebagai tanda bahwa mereka ingin dilihat, diakui, dan dirangkul sepenuhnya sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satu tokoh masyarakat, Bapak Mathias, dengan suara bergetar menyampaikan rasa bangganya:

“Kami sendiri yang minta bendera ini. Kami ingin dunia tahu bahwa kami cinta Indonesia. Kami bukan dipaksa. Ini dari hati kami, ” ucapnya, dengan mata berkaca-kaca.

Bendera-bendera itu kemudian berkibar di halaman rumah warga, diikat pada tiang-tiang bambu, berdiri tegak di tengah alam Papua yang megah. Tanpa seremoni besar, namun penuh makna ini adalah kibaran yang lahir dari keinginan, bukan kewajiban.

TNI: Bukan Sekadar Penjaga, Tapi Penghubung Hati

Kegiatan ini menjadi potret keberhasilan pendekatan humanis TNI dalam membangun kedekatan emosional dengan masyarakat. Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti tak hanya menjalankan tugas pengamanan wilayah, tetapi juga menjembatani aspirasi dan identitas nasional warga di daerah terpencil.

Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto, menyampaikan apresiasi atas peristiwa penuh makna ini.

“Ketika rakyat sendiri yang meminta untuk mengibarkan Merah Putih, itu artinya semangat kebangsaan telah tumbuh dari akar. Ini adalah bentuk kepercayaan yang luar biasa, dan TNI hadir untuk menjaga serta memperkuat kepercayaan itu, ” ujar Mayjen Lucky.

Simbol yang Menyatukan di Tengah Sunyi

Kisah di Wombru adalah bukti bahwa nasionalisme tidak mengenal jarak, dan bahwa semangat cinta tanah air bisa tumbuh bahkan di tempat paling sunyi sekalipun. Di tengah keterbatasan, Merah Putih berkibar bukan karena perintah, tetapi karena kerinduan akan pelukan bangsa.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |