Menghidupkan Ekonomi Desa Maju, Herman Djide: Koperasi sebagai Penggerak Roda Sejahtera

5 hours ago 1

PANGKEP SULSEL -   Desa Maju memiliki potensi besar yang belum tergarap secara maksimal. Melalui sistem koperasi yang dikelola dengan baik, desa ini bisa menjadi contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat menjadi tulang punggung kesejahteraan masyarakat. Ketua DPD Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Kabupaten Pangkep, Herman Djide, menegaskan pentingnya membangun jaringan ekonomi lokal Desa sebagai fondasi utama desa sejahtera.

Menurut Herman Djide, langkah awal yang harus dilakukan adalah mendatangi langsung potensi-potensi desa yang selama ini belum terkelola dengan baik. Potensi tersebut bisa berupa hasil pertanian, perikanan, kerajinan, hingga sumber daya manusia yang kreatif. Dengan memetakan kebutuhan dan kelebihan desa, koperasi dapat menjembatani kebutuhan pasar lokal maupun regional.

Herman Djide yang pernah mengikuti pendidikan jurusan koperasi SMEA Pangkep dan STIE-AMKOP Makassar, Herman memiliki wawasan kuat mengenai tata kelola koperasi yang sehat. Ia percaya, koperasi yang dikelola dengan prinsip transparansi, partisipatif, dan profesional bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa yang efisien dan mandiri.

Koperasi bukan hanya tempat menyimpan dan meminjam uang. Dalam konteks Desa Maja, koperasi bisa menjadi pusat distribusi hasil tani, penyedia bahan baku, tempat pelatihan kewirausahaan, hingga sebagai jaringan pemasaran hasil produk lokal. Semua ini bisa terwujud jika masyarakat bersatu dalam visi membangun dari desa.

Langkah konkret yang perlu dilakukan adalah membentuk tim pemetaan potensi desa yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda, dan pelaku usaha lokal. Tim ini bertugas menggali potensi serta mengidentifikasi kebutuhan riil masyarakat desa. Dari sinilah koperasi bisa menyusun program kerja yang menyentuh langsung kepentingan warga.

Setelah pemetaan, koperasi dapat menyusun sistem jaringan ekonomi desa. Sistem ini akan menghubungkan petani, pengrajin, pedagang, dan konsumen dalam satu ekosistem yang saling menguatkan. Perputaran uang dan barang terjadi di dalam desa, menciptakan efek domino yang menguntungkan banyak pihak.

Contohnya, petani menjual hasil panennya ke koperasi, koperasi mengolah dan mengemas produk secara modern, lalu menjualnya kembali ke toko-toko di desa atau daerah sekitar. Keuntungan dibagi secara adil kepada anggota koperasi dan digunakan untuk pengembangan usaha.

Herman Djide menekankan pentingnya edukasi kepada warga tentang manfaat koperasi. Banyak koperasi gagal karena minimnya pemahaman anggota terhadap peran dan tanggung jawab mereka. Pendidikan koperasi menjadi pilar utama agar koperasi tetap sehat dan berkembang.

Selain itu, koperasi di Desa Majlu harus membuka peluang kerja bagi pemuda desa. Dengan mengelola unit-unit usaha koperasi seperti pertanian terpadu, peternakan, atau industri rumah tangga, koperasi bisa mengurangi angka pengangguran dan urbanisasi.

Kehadiran koperasi yang aktif juga membuka peluang kolaborasi dengan pihak luar, seperti perguruan tinggi, lembaga pemerintah, dan swasta. Mereka dapat memberikan pelatihan, bantuan teknologi, hingga akses pasar yang lebih luas bagi produk desa.

Dalam jangka panjang, koperasi dapat mendorong tumbuhnya semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi. Desa Maja bisa menjadi model desa yang tidak bergantung pada bantuan luar, tetapi mampu berdiri di atas kaki sendiri melalui kekuatan ekonomi lokal.

Semua ini tentu membutuhkan komitmen dari semua pihak. Pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan warga harus bersinergi membangun ekosistem koperasi yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Tidak ada hasil instan, tapi dengan kerja keras dan arah yang tepat, hasilnya akan luar biasa.

Sebagaimana disampaikan oleh Herman Djide, “Kita bangun jaringan bisnis yang berputar-putar di desa, agar perputaran ekonomi tetap lancar di Maja.” Inilah semangat yang harus kita kobarkan: membangun desa dengan potensi sendiri, dari desa untuk desa. ( Herman Djide)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |