Luka di Tanah Sendiri: OPM Aniaya dan Bunuh Sesama Suku, Warga Papua Bersatu Mengecam

5 hours ago 4

PAPUA - Luka mendalam kembali menggores hati masyarakat Papua. Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan tindakan kekerasan brutal, kali ini dengan korban adalah Orang Asli Papua (OAP) sendiri, bahkan dari suku yang sama. Selasa 20 Mei 2025.

Menurut kesaksian warga di wilayah pegunungan tengah Papua, seorang pria dari suku Nduga menjadi korban kebiadaban OPM. Ia dipukuli hingga tewas hanya karena menolak memberikan logistik kepada kelompok tersebut.

“Yang dibunuh itu saudara kita sendiri, satu suku. Ini bukan perjuangan, ini penyiksaan, ” ucap seorang tokoh adat yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Peristiwa ini langsung memicu gelombang kecaman dari berbagai tokoh masyarakat dan adat. Sefnat Magai, tokoh masyarakat dari Puncak Jaya, menegaskan bahwa OPM telah kehilangan arah.

“Mereka bukan lagi pejuang. Mereka penindas rakyatnya sendiri. Ini bukan jalan menuju kemerdekaan, ini jalan menuju kehancuran moral, ” katanya dengan tegas.

Maria Tabuni, aktivis perempuan dari Lanny Jaya, menyoroti dampak psikologis yang dialami generasi muda akibat kekerasan ini.

“Anak-anak trauma. Mereka takut ke sekolah, takut pergi ke ladang. Kekerasan ini menciptakan lingkaran ketakutan yang menghancurkan masa depan kita, ” ungkapnya.

Nada serupa disuarakan oleh **Pdt. Yonas Kogoya**, tokoh gereja di Pegunungan Tengah.

“Jika mereka mengaku memperjuangkan rakyat, mengapa rakyat yang disakiti? Kita harus berani berdiri, menolak kekerasan dan memilih jalan damai, ” ujarnya dalam khotbahnya.

Gelombang penolakan terhadap aksi brutal OPM juga datang dari kalangan pemuda dan tokoh adat lainnya. Mereka menyerukan agar masyarakat Papua tidak lagi terbuai oleh narasi perjuangan yang dibalut kekerasan.

“Ini bukan tentang kemerdekaan, ini tentang ambisi segelintir orang yang mengorbankan rakyat sendiri demi kekuasaan, ” demikian bunyi pernyataan bersama sejumlah pemuda Papua.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bahwa perjuangan sejati tidak pernah dibangun di atas penderitaan saudara sendiri. Kekejaman terhadap sesama suku hanya akan meninggalkan luka dan kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap kelompok yang mengklaim dirinya pembela rakyat. (***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |