Sukabumi, – Di tepi Muara Sukawayana, yang mengalir tenang membawa kisah sejarah, sekumpulan pemuda dengan penuh semangat dan tekad berkumpul untuk melakukan sebuah aksi nyata—membersihkan karpet Majlis di Sukasari, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak. Di bawah langit biru yang menaungi mereka, Mang Kudil, seorang sosok yang dikenal karena kebijaksanaannya, memimpin langkah ini dengan penuh keyakinan. Bersama Mang Ramlan, RT Holid, Ecef, Habep, Dede, Salim, Ade, dan Ajat, ia menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan tempat ibadah bukan hanya sekadar wacana, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, Senin 05 Mei 2025.
Bagi Mang Kudil, membersihkan karpet Majlis bukan sekadar urusan fisik semata. Ia percaya bahwa ini adalah cara untuk mendidik hati agar lebih bersih, untuk menjauhkan diri dari kebiasaan buruk seperti bergunjing dan menebar fitnah. Saat tangan mereka merendam, membilas, dan mengangkat karpet yang telah lama menjadi saksi bisu berbagai kajian dan ibadah, Mang Kudil mengungkapkan pemikirannya dengan penuh makna:
“Hidup ini adalah perjalanan, dan setiap langkah yang kita ambil harus memberi manfaat. Daripada membicarakan orang lain tanpa makna, lebih baik kita bekerja. Lebih baik tangan ini digunakan untuk membersihkan sesuatu yang suci daripada menyentuh hal yang merusak. Ketika kita berbuat baik, maka hati kita pun akan menjadi baik.”
Pernyataan Mang Kudil tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi sebuah filosofi hidup yang ia pegang teguh. Ia selalu percaya bahwa pemuda di lingkungannya memiliki potensi besar, asalkan diarahkan ke jalan yang benar. Menurutnya, generasi muda harus bergerak ke arah positif dan menjadi agen perubahan yang nyata bagi masyarakat.
Inspirasi Mang Kudil tidak datang begitu saja. Ia banyak belajar dari sosok KDM Dedi Mulyadi, seorang tokoh yang dikenal karena kepeduliannya terhadap budaya dan lingkungan. Baginya, Dedi Mulyadi bukan hanya seorang figur publik, tetapi panutan yang mengajarkan bagaimana kebaikan harus diwujudkan dalam tindakan. Dari berbagai contoh yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi, Mang Kudil semakin yakin bahwa bekerja untuk kepentingan bersama adalah tugas mulia yang harus dilakukan tanpa pamrih.
“Saya belajar dari Kang Dedi bahwa kita tidak bisa hanya berbicara soal kepedulian, kita harus melaksanakannya. Saya ingin pemuda di sekitar saya memahami bahwa kebersihan, kerja keras, dan kebersamaan adalah cara kita menjaga kehidupan yang baik. Jika kita bisa melakukan hal kecil dengan tulus, maka dampaknya akan lebih besar daripada sekadar kata-kata.”
Selama dua hari berturut-turut, aksi ini terus berlangsung dengan dukungan warga sekitar. Semangat yang mereka bawa menyebar ke seluruh lingkungan, mengajak lebih banyak orang untuk ikut serta. Karpet yang sebelumnya berdebu dan penuh noda, kini kembali bersih, siap menjadi tempat bagi banyak kajian dan ibadah yang akan datang. Air Muara Sukawayana yang menjadi saksi bisu perjuangan mereka seakan berbisik, menyampaikan bahwa setiap usaha kebaikan akan selalu membawa berkah.
Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang membersihkan karpet. Ini adalah tentang membentuk karakter, tentang mengubah pola pikir, dan tentang memastikan bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin yang bijak di masa depan. Dengan langkah kecil yang mereka ambil, mereka telah memberi pesan bahwa kepedulian bukan hanya bisa diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam perbuatan.
Mang Kudil, dengan segala keyakinannya, akan terus menginspirasi dan menggerakkan pemuda di lingkungannya. Dan seperti air yang selalu mengalir, semangat ini tidak akan berhenti—akan terus membawa perubahan dari satu generasi ke generasi berikutnya.