PAPUA - Insiden memilukan kembali terjadi di wilayah Papua. Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan aksi yang tidak berperikemanusiaan dengan menjadikan anak-anak sebagai tameng dalam aksi mereka di Kabupaten Boven Digoel. Tindakan tersebut tidak hanya mencederai nilai kemanusiaan, tetapi juga telah menimbulkan korban jiwa dan trauma mendalam bagi masyarakat sekitar.
Aksi keji itu berakhir tragis ketika terjadi baku tembak antara aparat dan kelompok tersebut. Satu anak dilaporkan tewas tertembak dan dua lainnya mengalami luka serius. Peristiwa ini mengundang kecaman keras dari berbagai pihak, terutama tokoh masyarakat dan aktivis hak asasi manusia di Papua.
Ketua Lembaga Adat Boven Digoel, Yonas Kawage, mengecam keras tindakan OPM yang memperalat anak-anak demi kepentingan kelompoknya. “Ini adalah pelanggaran HAM yang nyata. Anak-anak tidak seharusnya dilibatkan dalam konflik bersenjata. Ini bentuk kekejaman yang tidak bisa ditolerir. Kami masyarakat adat menolak cara-cara seperti ini, ” tegasnya, Senin (30/6/2025).
Hal senada juga disampaikan oleh tokoh pemuda Papua, Paulus Tigau. Ia menyebut bahwa tindakan OPM tersebut mencerminkan bahwa perjuangan mereka sudah tidak lagi berpijak pada moral dan nilai-nilai kemanusiaan. “Ketika anak-anak yang tidak tahu apa-apa dijadikan tameng, itu bukan lagi perjuangan, itu adalah kejahatan. Ini harus dihentikan, ” ujarnya.
Aparat keamanan setempat juga menyayangkan kejadian tersebut. Mereka menyatakan bahwa operasi yang dilakukan telah sesuai prosedur, namun situasi menjadi sulit dikendalikan ketika OPM memperalat warga sipil, khususnya anak-anak. Penelusuran masih terus dilakukan untuk mengungkap identitas kelompok yang terlibat serta upaya memberikan pendampingan psikologis kepada anak-anak yang menjadi korban.
Sementara itu, masyarakat Boven Digoel mulai menyuarakan keprihatinan mereka terhadap maraknya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata. Dalam beberapa bulan terakhir, tercatat beberapa aksi OPM telah menimbulkan keresahan, mulai dari pemalakan, intimidasi, hingga pembakaran fasilitas umum. (Red)