NDUGA - Di balik sunyi dan gagahnya alam pegunungan Papua, tawa dan sorak sorai riang memecah udara sore di sebuah lapangan sederhana di Pos Dal, Kabupaten Nduga. Suasana itu tercipta bukan karena perayaan besar atau festival adat, melainkan karena sebuah pertandingan voli sederhana yang menyatukan dua elemen penting negeri ini: rakyat Papua dan prajurit TNI.
Minggu, 27 Juli 2025, menjadi hari yang berbeda bagi warga di sekitar Pos Satgas Yonif 400/Banteng Raiders. Di bawah langit teduh dan di antara rimbun pepohonan yang memeluk desa, Satgas TNI Pos Dal menggelar kegiatan olahraga bersama pertandingan bola voli yang melibatkan masyarakat lokal, khususnya para pemuda, sebagai bentuk pendekatan sosial dan kebersamaan.
Bukan sekadar pertandingan biasa, voli ini menjadi jembatan yang membangun rasa saling percaya antara TNI dan warga. Para pemuda Papua terlihat antusias. Mereka tak sekadar datang menonton, tetapi langsung ikut bermain, berbaur, bahkan tertawa bersama para prajurit. Tak ada sekat antara seragam loreng dan kulit yang terbakar matahari Papua. Yang ada hanyalah semangat, senyuman, dan ikatan baru yang mulai tumbuh.
Komandan Pos Dal menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini bukanlah acara satu kali, melainkan akan menjadi bagian rutin dari program pendekatan kemanusiaan dan sosial Satgas di daerah penugasan.
“Kami ingin hadir di tengah masyarakat bukan hanya sebagai aparat keamanan, tapi juga sebagai saudara. Melalui olahraga seperti ini, kita bisa membangun semangat kebersamaan, kekompakan, dan saling pengertian, ” ujar Danpos dengan penuh keyakinan.
Kegiatan berlangsung penuh semangat, ditutup dengan momen hangat kebersamaan: bersalaman, tertawa, hingga berbagi cerita ringan sembari menikmati alam sore Nduga. Bagi masyarakat, kehadiran prajurit TNI dalam suasana akrab seperti ini menjadi bukti bahwa Papua bukan hanya tentang tugas, tetapi juga tentang cinta, persaudaraan, dan kebersamaan.
Bagi Satgas Yonif 400/Banteng Raiders, misi mereka bukan hanya menjaga stabilitas wilayah, tetapi juga menumbuhkan harapan dan kepercayaan di hati masyarakat Papua. Melalui pendekatan humanis, Satgas menunjukkan wajah lain dari militer Indonesia yang profesional, adaptif, dan merakyat.
Di tanah yang jauh dari hiruk-pikuk kota, voli sore itu menjadi saksi bahwa perdamaian tidak selalu dibangun dengan senjata, tetapi bisa dimulai dari sebutir bola, net sederhana, dan tangan-tangan yang saling berjabat setelah pertandingan usai.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono