JAYAPURA - Suara keras nan jernih kembali menggema dari Tanah Papua. Tokoh politik senior dan mantan Wakil Ketua DPR Papua, Yunus Wonda, mengeluarkan pernyataan tegas: tidak ada tempat bagi OPM di Bumi Cenderawasih. Jum'at 11 Juli 2025.
Dalam pernyataannya, Yunus mengecam keras aksi-aksi kekerasan dan provokasi yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di berbagai wilayah Papua. Ia menilai, kelompok separatis ini telah kehilangan arah perjuangan dan kini hanya membawa teror serta penderitaan bagi masyarakat.
“Tidak ada tempat di tanah Papua ini buat OPM yang selalu memprovokasi masyarakat. Rakyat sudah lelah dijadikan alat kepentingan. Sudah cukup lama kita hidup dalam bayang-bayang ketakutan, ” tegas Yunus Wonda, Jumat (11/7/2025).
Rakyat Papua Sudah Bangkit, Menolak Teror OPM
Yunus menyoroti semakin banyaknya aksi penolakan masyarakat terhadap kehadiran OPM di berbagai daerah, seperti Paniai, Yahukimo, hingga Intan Jaya. Masyarakat mulai sadar bahwa kelompok yang mengaku “berjuang” itu sejatinya telah menjauh dari aspirasi rakyat dan menjadikan warga sebagai tameng kekerasan.
“Kami tidak lagi percaya dengan perjuangan bersenjata. Itu hanya menyisakan luka dan kehancuran, ” kata Yunus.
Tokoh Adat dan Agama Ikut Angkat Suara: “OPM Membawa Ketakutan, Bukan Harapan”
Suara serupa datang dari berbagai penjuru Papua. Melianus Gwijangge, tokoh adat dari Kabupaten Nduga, mengungkapkan keresahan warganya atas kehadiran OPM yang kerap masuk ke kampung-kampung membawa senjata dan memaksa masyarakat mendukung aksi mereka.
“Kami ini orang kampung hanya ingin hidup tenang. Tapi kalau OPM datang, kami takut ke kebun, anak-anak takut sekolah. Itu bukan pahlawan, itu pembuat kacau, ” tegas Melianus.
Dari sisi rohani, Pendeta Filemon Tabuni dari Lanny Jaya mengecam tindakan tidak manusiawi yang dilakukan OPM terhadap guru, tenaga medis, dan petugas kemanusiaan.
“Dalam iman kami, kekerasan tidak pernah dibenarkan. Apalagi menyerang mereka yang datang membawa ilmu dan harapan. Itu perbuatan keji dan melawan nilai-nilai Tuhan, ” ujarnya penuh keprihatinan.
Papua Harus Maju Tanpa Senjata
Yunus Wonda menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat Papua tokoh adat, pemuda, perempuan, dan gereja untuk tetap bersatu menjaga perdamaian. Ia menegaskan bahwa masa depan Papua tidak bisa dibangun di atas dendam, darah, dan peluru.
“Papua butuh dialog, bukan desing peluru. Papua butuh guru, bukan propaganda. Papua butuh rumah sakit, bukan barikade. Kita semua bertanggung jawab membangun tanah ini bukan merusaknya, ” pungkas Yunus.
Kesimpulan: Papua Adalah Rumah bagi Damai, Bukan Perang
Di tengah berbagai provokasi yang terus dilancarkan oleh OPM, suara seperti Yunus Wonda, Melianus Gwijangge, dan Pendeta Filemon adalah nyala cahaya yang menolak kegelapan teror. Mereka membuktikan bahwa cinta terhadap Papua tak butuh senjata, hanya butuh ketulusan, keberanian, dan komitmen terhadap masa depan yang lebih baik. (Apk/Red1922)