Rupiah di RAPBN 2026: Sri Mulyani Ungkap Alasan Patok Kurs Rp16.500/USD

3 hours ago 4

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membuka tabir di balik keputusan pemerintah yang mematok kurs rupiah di angka Rp16.500 per dolar AS dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Angka ini, jika dibandingkan, menunjukkan pelemahan dari asumsi makro tahun 2025 yang berada di level Rp16.000 per USD.

Keputusan ini tentu memicu rasa penasaran. Mengapa pemerintah mengambil langkah yang terkesan pesimistis terhadap nilai tukar rupiah?

“Waktu itu suasana pembahasan dengan DPR dan Bank Indonesia memang tergambarkan bahwa kurs mengalami tekanan, waktu itu pembahasannya mulai April ya. Jadi kita bisa melihat suasana waktu itu memang tergambarkan adalah kemungkinan tren dari mata-mata uang secara global melemah, ” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025).

Namun, cerita kemudian berbelok. Seolah pasar punya kejutan tersendiri, dolar AS justru menunjukkan tren pelemahan. Kebijakan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu faktor pemicu, membuat kurs rupiah justru relatif menguat. Sebuah dinamika yang tak terduga!

Lantas, bagaimana pemerintah menyikapi perubahan lanskap ekonomi global ini?

“Kami bersama Bank Indonesia dan tentu nanti dengan Komisi 11 akan mendiskusikan hal ini, tapi kami tetap menggunakan range yang waktu itu sudah disepakati di dalam pembahasan dengan DPR, ” kata Sri Mulyani.

Keputusan ini, meski diambil dengan pertimbangan matang pada masanya, kini menghadapi tantangan baru. Konsistensi terhadap kesepakatan dengan DPR menjadi prioritas, namun fleksibilitas untuk beradaptasi dengan dinamika pasar global tetap menjadi kunci. Kita akan terus memantau bagaimana arah kebijakan ini akan berdampak pada perekonomian Indonesia. (Investment)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |