Perilaku Anak Baru Gede (ABG) Underground

5 hours ago 4

Jakarta - Dunia ABG alias remaja memang selalu menarik untuk diperbincangkan dan diamati. Inilah dunia penuh warna-warni, dinamika dan gejolak, sebuah dunia yang menjanjikan harapan bila generasi muda menempuh jalan yang benar. Memiliki moralitas dan integritas tinggi serta memenuhi standar kualitas yang baik. Sebaliknya, masa depan ABG justru mengkhawatirkan bila mereka terjerumus ke dalam jurang kesesatan, tidak berakhlak serta tidak memiliki kualifikasi yang bermutu.

Anak-anak ABG mulai mengenal eksistensi dirinya. Oleh karena itu mereka biasanya merasa sudah gede (besar), sudah tahu sehingga cenderung ingin bebas dari otoritas orang tua. Perintah-perintah, larangan-larangan bahkan terkadang nasehat orang tua dianggap mengurangi kebebasan, keinginan ataupun "yang mereka anggap hak" untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan.

 Masa-masa remaja katanya adalah masa yang paling indah atau masa sedang berbunga. Ibarat bunga, remaja berumur empat belasan tahun sampai dengan sembilan belas tahun sedang mekar-mekarnya. Indah dipandang mata, harum mewangi apabila tercium. Diumur mereka yang masih sangat muda dan gejolak jiwa yang berapi-api sangat sayang jika contoh yang didapat dari lingkungan yang tidak benar. Apalagi bagi mereka yang akidahnya belum terlalu kuat. Ibarat rumah dibangun diatas pondasi yang tidak tersemen, tentunya akan mudah goyah dan roboh.

Ironis memang jika kita ingin menghiba kepada mereka. Dapat dilihat dengan jelas bahwa ABG jaman sekarang ini ada yang sudah mengenal dari ROKOK, GANJA/NARKOBA, berkhalwat, bahkan sampai melakukan hubungan seperti suami-istripun ada. Tak sedikit dari mereka yang hamil diluar nikah diumur yang masih sangat muda. Dapat dibayangkan bagaimana masa depan mereka, keluarga, masyarakat, negara dan agama Islam yang fitrah ini. Sungguh sangat disayangkan, Jika hal ini didiamkan begitu saja.

Jika kita berbicara dunia ABG pasti identik dengan gejolak jiwa dan hati mereka untuk belajar memahami kasih sayang dan cinta. Walau semuanya pada hakikatnya adalah semu tetapi tetap saja indah di mata mereka. Ini semua karena memang itulah yang mereka cari dan mereka butuhkan.

Menurut hasil penelitian yang cukup mengagetkan, yaitu penelitian tentang perilaku seks bebas di antara generasi muda. Penelitian tersebut mengungkap perilaku seks bebas generasi yang menamakan dirinya anak baru gede alias ABG. Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata di kalangan remaja bangsa Indonesia, bangsa yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, 50 persen dari 474 remaja yang dijadikan sample penelitian, ternyata mengaku telah melakukan hubungan seks tanpa nikah.

Yang lebih mengagetkan lagi ternyata 40 persen di antara mereka melakukan hubungan seks tersebut pertama kali justru dilakukan di rumah sendiri. Dan ini semua dilakukan oleh ABG yg baru berusia antara 14-17th ? Mereka masih terlalu muda untuk melakukan aktifitas seksual yg tidak dibarengi dengan tanggung jawab setelahnya. Sungguh menyedihkan, mendengarkan cerita bagaimana mereka begitu tidak peduli dengan resiko melakukan hubungan seksual diusia yg masih begitu muda.

Mereka bahkan mengesampingkan kesehatan organ reproduksi mereka sendiri, dengan melakukan beberapa hal berdasarkan mitos belaka. Bayangkan, ada mitos dimana konon katanya sperma berkhasiat membuat cewek lebih montok jika berhubungan seks ketika cewek sedang haid. Wah ini adalah salah kaprah banget !! Mereka sama sekali tidak tahu bahwa berhubungan seks ketika sedang haid justru memperbesar resiko terjadinya infeksi leher rahim bagi cewek.

Dari sekian banyak pertanyaan seputar masalah perilaku remaja yang dinilai menyimpang tersebut, ada dua pertanyaan mendasar yang perlu segera dijawab, yaitu apa penyebab perilaku seks bebas tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya? Dua hal yang tidak bisa dibiarkan menggantung, melainkan harus didapatkan jawaban sekaligus solusi atas fenomena yang tidak sepantasnya dibiarkan.

Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di HP, layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.

Yang menjadi penyebab seks bebas di kalangan remaja adalah faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya dan lain sebagainya,  yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.

Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.

Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.

Tak hanya perilaku seks bebas yang dilakukan atas dasar suka sama suka, tapi banyak juga dari ABG putri yang melakukan seks bebas untuk mendapatkan uang. Tawaran kehidupan dunia ditambah faktor ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, menjerumuskan para ABG putri dalam dunia yang seakan menafikan moral dan keimanan. Usia muda tak membuat sebagian teman-teman ABG putri grogi untuk tampil beda sebagai kupu-kupu malam. Jangan kaget, ABG-ABG yang berkeliaran di kota Besar banyak yang masih bau kencur. Berapa umurnya? Sekitar 14-18 tahun!

Tak hanya di Kota  Besar saja, tapi bisa dikatakan bahwa kejadian tersebut sudah ada di tiap daerah di Indonesia. Parahnya, aktivitas liar para kupu-kupu malam itu sering berlindung di balik kedok kemiskinan. Artinya, mereka terjun ke dunia maksiat itu karena alasan ekonomi. Padahal pada banyak kasus ditemukan, bahwa kaum venusian (pemuja kecantikan) ini berasal dari kalangan berduit atau keluarga kaya. Alasan mereka ” just for fun” alias cuma untuk hiburan dan kesenangan semata. Asal bisa dibelikan baju baru, jalan-jalan atau sekadar makan di retoran. Celakanya, justru yang begini yang jumlahnya lebih banyak.

Jadi, dapat dikatakan bahwa masalah kesehatan reproduksi sangat  banyak terjadi di kalangan ABG yang sudah selayaknya membutuhkan perhatian ekstra pada kita semua, baik itu dari orang tua, para guru maupun Pemerintah untuk membinanya.@Red. 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |