OPM Kembali Lakukan Pembunuhan Keji di Yahukimo, Masyarakat Hidup Dalam Ketakutan

7 hours ago 5

PAPUA - Kekerasan yang mengerikan kembali mengguncang Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, setelah kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan melakukan pembunuhan terhadap seorang warga sipil tak bersalah. Korban yang diketahui bernama Joy Jonathan Boroh ditemukan dengan luka-luka mengerikan pada ketiak, dada, punggung, dan telapak tangan, menambah panjang daftar kekejaman yang terus menimbulkan ketegangan di kalangan masyarakat.

Tokoh masyarakat setempat, Yulianus Kobak, dengan tegas mengecam tindakan pembunuhan ini. "Ini adalah tindakan biadab. OPM sudah berkali-kali menyasar warga sipil. Kami hidup dalam ketakutan, seolah nyawa kami tidak berarti bagi mereka, " ujarnya dengan penuh kemarahan, Minggu (6/7/2025).

Kekerasan terhadap warga sipil bukan hal baru di kawasan ini. Dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat Yahukimo telah menyaksikan sejumlah insiden serupa, termasuk pembakaran rumah warga, pembakaran fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas, serta penyanderaan terhadap tenaga kesehatan dan guru. Kejadian-kejadian ini semakin memperburuk situasi yang sudah mencekam.

Pendeta Gereja GIDI wilayah Yahukimo, Melianus Wanimbo, turut menyuarakan keprihatinannya atas kekerasan yang terus terjadi. Ia mempertanyakan klaim OPM yang mengatakan berjuang untuk rakyat Papua. "Jika mereka mengklaim berjuang untuk rakyat Papua, mengapa justru rakyat Papua sendiri yang menjadi korban kekejaman mereka? Ini bukan perjuangan, ini penghancuran, " tegasnya.

Masyarakat Yahukimo kini hidup dalam ketakutan yang semakin mendalam. Banyak warga yang menghindari perjalanan jauh atau aktivitas di ladang karena khawatir menjadi korban berikutnya. Beberapa kampung bahkan melaporkan bahwa mereka telah mulai mengungsikan warga ke daerah yang lebih aman.

Andreas Kogoya, Kepala Suku Holomama, mengungkapkan rasa lelah yang dirasakan oleh masyarakat. "Kami sudah cukup menderita. Anak-anak takut sekolah, orang tua takut ke kebun. Kami hanya ingin hidup tenang, bukan terus-menerus dikejar oleh bayang-bayang kematian, " ujarnya dengan penuh kesedihan.

Menanggapi situasi yang semakin mencekam, sejumlah tokoh adat dan gereja menggelar pertemuan darurat untuk merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil. Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk menyerukan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi oleh propaganda OPM, dan tetap bersatu untuk menjaga kedamaian serta saling melindungi antar sesama.

Kekerasan yang terus berulang ini jelas menunjukkan bahwa ketegangan dan teror yang ditimbulkan oleh kelompok separatis OPM tidak hanya merusak tatanan kehidupan, tetapi juga mengancam masa depan dan kedamaian rakyat Papua. (Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |