Langkah Damai Menuju Waisak: Kapolres Semarang Turun Langsung Kawal Bhiksu Thudong, Ikut Berjalan Kaki di Tengah Rombongan

5 days ago 12

SEMARANG - Dalam suasana penuh ketenangan dan spiritualitas, iring-iringan 36 Bhiksu Thudong yang berjalan kaki dari berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia, disambut dengan pengamanan penuh rasa hormat dan penghargaan dari Polres Semarang. Bahkan, Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy, SIK., M.Si., ikut berjalan kaki bersama para Bhiksu saat mereka memasuki wilayah Kabupaten Semarang, Rabu (7/5/2025) sore.

Momen itu bukan sekadar pengamanan biasa. Di tengah langkah para Bhiksu yang sunyi dan khusyuk, hadirnya seorang Kapolres perempuan yang turut melangkah bersama mereka memberikan pesan kuat: bahwa keamanan, toleransi, dan penghormatan lintas iman adalah tanggung jawab bersama.

Tepat pukul 15.47 WIB, rombongan Bhiksu tiba di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur. Di sana, Kapolres Semarang didampingi Wakapolres Kompol Erwin dan jajaran pejabat utama Polres, mengawal rombongan hingga tiba di Vihara Avalokittesvara Gunung Kalong, tempat mereka beristirahat dan bermalam.

“Kami menerjunkan 275 personel untuk pengamanan penuh selama dua hari di wilayah hukum kami. Ini bukan hanya soal keamanan, tetapi juga bentuk penghormatan dan pelayanan kepada saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan laku spiritual, ” ujar AKBP Ratna saat ditemui di halaman vihara.

Kehadiran Bupati Semarang, H. Ngesti Nugraha, SH., MH., yang ikut menyambut para Bhiksu, semakin menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah dan aparat keamanan dalam menciptakan ruang damai bagi semua keyakinan. Setelah prosesi penyambutan, seluruh rombongan melanjutkan acara ramah tamah di dalam vihara.

Bhiksu Thudong merupakan tradisi jalan kaki lintas wilayah yang dilakukan menjelang perayaan Hari Raya Waisak. Perjalanan spiritual ini menjadi simbol pengendalian diri, kesabaran, dan pencarian makna sejati kehidupan. Rombongan direncanakan akan mencapai Candi Borobudur, Magelang, sebagai titik akhir perjalanan tepat saat perayaan Waisak 2025.

Langkah kaki para Bhiksu yang hening ternyata bergema luas, membawa pesan kedamaian yang kuat dan ketika aparat keamanan ikut menyelaraskan langkah, terciptalah harmoni antara spiritualitas dan perlindungan negara.

Ini bukan hanya tentang pengawalan, tetapi tentang berjalan bersama untuk perdamaian. (Humas/Agung)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |