OPM Cuci Otak Anak Papua: Generasi Harapan Dibajak dengan Ideologi Kebencian

4 hours ago 4

PAPUA - Ancaman terbesar bagi masa depan Papua kini tak lagi hanya datang dari peluru dan senjata, melainkan dari perang ideologi yang menyasar anak-anak dan remaja generasi yang seharusnya menjadi pelopor damai dan pembangunan.

Di balik upaya pendidikan alternatif yang tampak biasa, Organisasi Papua Merdeka (OPM) diduga menjalankan agenda gelap: menyusupkan doktrin separatis dan kebencian terhadap NKRI kepada anak-anak Papua. Sekolah-sekolah liar di pedalaman dijadikan laboratorium ideologi menyimpang anak-anak diajari menolak bendera Merah Putih, membenci guru pemerintah, hingga menganggap kekerasan sebagai satu-satunya jalan menuju “kemerdekaan.”

“Awalnya dikira tempat belajar biasa. Tapi anak-anak pulang dengan pikiran yang berubah bicara soal membenci pemerintah dan angkat senjata. Ini bukan pendidikan, ini pencucian otak, ” ujar Yulianus Wanimbo, tokoh adat dari Pegunungan Tengah, Senin (12/5/2025).

Lebih parahnya lagi, OPM kini memanfaatkan media sosial sebagai senjata utama. Meme, video, dan narasi provokatif bertebaran dan menargetkan pelajar Papua yang minim literasi digital. Mereka dibombardir dengan kebohongan, sejarah yang dipelintir, dan ajakan untuk memusuhi tanah air sendiri.

Di tengah serbuan propaganda ini, tokoh adat dan pendidik lokal mulai melawan. Mereka menghidupkan kembali nilai-nilai budaya asli Papua yang menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan. Sejumlah komunitas adat bahkan aktif mengajarkan bahwa perjuangan bersenjata adalah warisan asing, bukan bagian dari jati diri Papua.

“Leluhur kami tidak mengajarkan kebencian. Mereka hidup dalam harmoni dan gotong royong. Kekerasan bukan budaya kami, ” tegas seorang tokoh gereja di Wamena.

Fenomena ini menjadi alarm serius bagi pemerintah, aparat, dan seluruh elemen bangsa. Infiltrasi ideologi separatis ke generasi muda bukan sekadar persoalan keamanan, tapi ancaman eksistensial terhadap masa depan Papua. Jika dibiarkan, kita bukan hanya kehilangan stabilitas, tapi juga kehilangan satu generasi emas.

Kini, perjuangan menjaga Papua bukan hanya di medan operasi, tapi di ruang kelas, di media sosial, dan di rumah-rumah adat. Generasi muda Papua harus diselamatkan bukan dari musuh luar, tapi dari ideologi sesat yang meracuni dari dalam.

Papua adalah bagian utuh dari Indonesia. Dan anak-anak Papua adalah masa depan negeri ini, yang harus dibekali cinta, bukan kebencian; harapan, bukan dendam. (APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |