Koperasi, Kunci Kebangkitan Ekonomi Rakyat dari Akar Rumput

6 hours ago 5

PANGKEP SULSEL - Di tengah gempuran ekonomi pasar bebas dan dominasi korporasi besar, koperasi hadir sebagai alternatif ekonomi yang berkeadilan. Ia bukan sekadar lembaga keuangan atau usaha, melainkan wadah kebersamaan yang lahir dari, oleh, dan untuk rakyat. Koperasi adalah bentuk konkret dari semangat gotong royong yang telah lama hidup dalam budaya bangsa Indonesia. Ketika sistem ekonomi lain kerap menciptakan jurang ketimpangan, koperasi justru menumbuhkan rasa memiliki, tanggung jawab kolektif, dan partisipasi aktif.

Koperasi memainkan peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah. Melalui koperasi, para petani, nelayan, buruh, dan pedagang kecil dapat mengakses modal usaha, menjual hasil produksi secara kolektif, hingga memperoleh pelatihan dan pendampingan usaha. Semua itu dilakukan dalam ikatan solidaritas dan prinsip keadilan, bukan eksploitasi.

Penting untuk dipahami bahwa koperasi bukan hanya soal transaksi ekonomi, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif. Dalam koperasi, setiap anggota memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan. Hal ini melatih masyarakat untuk berdemokrasi secara nyata, bukan hanya dalam bilik suara, tapi dalam praktik kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini membentuk masyarakat yang mandiri, adil, dan partisipatif.

Di berbagai negara maju seperti Jepang, Finlandia, dan Jerman, koperasi telah menjadi kekuatan ekonomi utama yang menopang stabilitas nasional. Indonesia pun memiliki sejarah panjang koperasi yang dipelopori oleh Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Namun sayangnya, semangat koperasi di Tanah Air masih kerap terpinggirkan oleh logika pasar yang hanya mementingkan profit semata.

Kini saatnya koperasi kembali diarusutamakan dalam pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah perlu memberikan dukungan serius dalam bentuk regulasi yang berpihak, akses pembiayaan yang mudah, hingga pelatihan dan penguatan kapasitas manajerial. Koperasi juga harus direvitalisasi agar tidak lagi dianggap sebagai lembaga "kelas dua", melainkan sebagai pemain penting dalam ekosistem ekonomi bangsa.

Di tingkat lokal, koperasi mampu menjawab berbagai tantangan seperti kesenjangan sosial, pengangguran, hingga ketimpangan akses pasar. Misalnya koperasi tani yang mengelola hasil panen dan pemasaran secara kolektif, koperasi simpan pinjam yang memberi alternatif dari rentenir, atau koperasi perempuan yang mendorong kemandirian ekonomi keluarga. Semua ini menunjukkan bahwa koperasi bukan sekadar teori, melainkan solusi nyata.

Namun demikian, koperasi juga menghadapi tantangan dari dalam, seperti lemahnya manajemen, kurangnya transparansi, dan rendahnya partisipasi anggota. Oleh karena itu, penguatan nilai, integritas, dan profesionalitas dalam tubuh koperasi menjadi mutlak diperlukan. Tanpa kepercayaan, koperasi akan kehilangan ruhnya sebagai organisasi berbasis kebersamaan.

Koperasi sejatinya adalah ruang belajar sosial yang tidak hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga membentuk karakter masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab. Ketika koperasi berjalan dengan benar, ia akan menciptakan ekosistem ekonomi yang tidak hanya tumbuh, tapi juga merata dan berkelanjutan.

Maka, membangun koperasi berarti membangun masa depan bersama. Di tengah krisis dan ketidakpastian global, koperasi adalah jawaban yang lahir dari akar budaya bangsa sendiri. Dengan koperasi, kita tidak hanya mengejar kesejahteraan individu, tetapi menggapai keadilan sosial yang menjadi cita-cita luhur Indonesia merdeka.

Pangkep 29 Juni 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |