PAPUA - Klaim sepihak yang disampaikan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengenai penembakan helikopter milik TNI di wilayah Nduga, Papua Pegunungan, perlu ditanggapi secara kritis dan penuh kehati-hatian. Sampai saat ini, tidak ada konfirmasi resmi dari pihak TNI atau otoritas negara yang membenarkan adanya insiden jatuhnya helikopter akibat serangan kelompok separatis bersenjata. Senin 9 Juni 2025.
Berikut beberapa poin kontra terhadap klaim tersebut:
Ketiadaan Bukti Visual atau Dokumentasi Lapangan
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara TPNPB, tidak terdapat bukti visual, video, atau foto valid yang dapat menguatkan klaim penembakan terhadap helikopter TNI. Padahal, dalam era digital seperti saat ini, pembuktian lewat dokumentasi lapangan sangat penting untuk menghindari disinformasi.
Motif Propaganda untuk Membangun Kesan Kekuatan
TPNPB-OPM kerap menggunakan narasi sepihak untuk membangun persepsi kekuatan dan keberhasilan di hadapan publik lokal maupun internasional. Klaim penembakan helikopter bisa jadi merupakan bagian dari strategi propaganda untuk mengangkat moral pendukung gerakan separatis, tanpa memperhatikan akurasi fakta.
Kontradiksi dalam Pernyataan
Juru bicara TPNPB menyatakan bahwa helikopter berhasil ditembak dan mengalami kerusakan hingga dievakuasi dengan “helikopter Rusia”. Namun, tidak dijelaskan secara teknis jenis helikopter yang ditembak, bentuk kerusakannya, siapa yang mengevakuasi, dan bagaimana proses evakuasi tersebut bisa berlangsung di tengah medan perang. Ini menimbulkan pertanyaan terhadap keabsahan informasi tersebut.
Sikap Profesional TNI
TNI sebagai institusi negara yang profesional dan terlatih, memiliki prosedur pengamanan dan operasi militer yang ketat. Setiap kejadian luar biasa seperti kerusakan atau jatuhnya helikopter akan disampaikan melalui saluran resmi, bukan didahului oleh klaim kelompok bersenjata ilegal.
Pola Klaim Berulang
Dalam beberapa tahun terakhir, TPNPB-OPM kerap mengklaim telah melakukan berbagai serangan terhadap aparat keamanan atau fasilitas negara. Namun sebagian besar klaim tersebut tidak pernah terbukti atau dibantah oleh fakta lapangan dan investigasi independen. Pola ini menunjukkan kecenderungan untuk menyebarkan narasi sepihak yang tidak selalu dapat diverifikasi.
Kesimpulan
Pernyataan TPNPB-OPM mengenai penembakan helikopter TNI di Nduga harus disikapi dengan skeptis hingga ada verifikasi resmi dari pihak berwenang. Tanpa data dan bukti konkret, klaim semacam ini rentan menjadi alat disinformasi yang justru memperkeruh situasi keamanan di Papua. Publik perlu mengedepankan akal sehat, verifikasi informasi, dan menghindari terjebak dalam narasi-narasi sepihak yang belum tentu berdasar. (*/Red)