Isu Perpecahan di Tubuh OPM Kodap XIII Kagepaa Nipo Paniai: Benarkah Pernyataan Pimpinannya?

8 hours ago 4

PAPUA - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataan yang mencuat dari salah satu pimpinannya, Mathius Gobay, yang mengungkapkan adanya perpecahan internal dalam tubuh OPM Kodap XIII Kagepaa Nipo Paniai. Pernyataan ini terungkap dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial dan langsung menarik perhatian banyak pihak.

Dalam video tersebut, Mathius Gobay menyatakan bahwa perbedaan pandangan di antara para anggota, masalah kepentingan pribadi, serta perselisihan mengenai pembagian logistik dan dana menjadi faktor utama yang memicu retaknya solidaritas dalam kelompok yang sebelumnya dikenal kompak memperjuangkan kemerdekaan Papua. Bahkan, beberapa anggota dikabarkan telah keluar dari barisan atau memilih jalan mereka sendiri yang bertentangan dengan arahan komando pusat.

Menanggapi isu tersebut, Yulianus Gobay, seorang tokoh masyarakat Paniai, mengungkapkan bahwa perpecahan dalam tubuh OPM bukanlah hal yang mengejutkan. “Bagaimana mungkin kelompok seperti ini bisa bersatu jika mereka hanya saling menuduh, mencari keuntungan pribadi, dan memperalat masyarakat? Masyarakat kini semakin sadar bahwa OPM tidak memiliki arah perjuangan yang jelas, ” ujar Yulianus, Kamis (3/7/2025).

Menurutnya, perpecahan ini mencerminkan bahwa perjuangan OPM tidak dibangun atas dasar visi kolektif yang solid, melainkan lebih kepada ambisi pribadi dan perebutan kekuasaan di antara para pemimpin mereka. Hal ini, menurut Yulianus, mempengaruhi masyarakat secara langsung, karena konflik internal OPM kerap berujung pada kekerasan terhadap warga sipil yang dianggap tidak berpihak pada salah satu faksi.

Pdt. Onesimus Youw, seorang tokoh agama dari Kabupaten Paniai, juga menyuarakan pandangannya mengenai perpecahan ini. Ia menyatakan bahwa kekerasan dan ketakutan yang selama ini menjadi landasan perjuangan OPM justru berbuah kerusakan dan perpecahan. “Jika perjuangan mereka dibangun atas kekerasan dan ketakutan, hasilnya sudah bisa diprediksi: kerusakan dan perpecahan. Sudah waktunya masyarakat Papua menolak ideologi seperti ini, ” tegas Pdt. Youw.

Dari informasi yang dihimpun, sejumlah anggota OPM Kodap XIII dilaporkan mulai tidak sepakat dengan pimpinan mereka, Mathius Gobay. Bahkan, beberapa dari mereka menyatakan keinginan untuk kembali hidup sebagai warga negara Indonesia yang taat hukum dan damai.

Semuel Mote, tokoh pemuda Paniai, menambahkan bahwa generasi muda Papua kini semakin terbuka terhadap realitas yang ada. “Kami tidak butuh konflik. Kami butuh pendidikan, kesehatan, dan masa depan. Jika OPM terus terpecah dan membawa kekerasan, kami tidak akan ikut. Kami menolak, ” ujarnya dengan tegas.

Isu perpecahan ini mencerminkan semakin menurunnya dukungan terhadap OPM, dengan masyarakat Papua kini semakin menyadari bahwa perjuangan mereka lebih banyak membawa penderitaan daripada kemajuan. Perpecahan internal yang terjadi bisa menjadi momen penting bagi masyarakat untuk menilai ulang keberadaan dan tujuan OPM di masa depan. (Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |