Desa Bangkit: Mewujudkan Kemandirian dan Kemajuan dari Akar Rumput

7 hours ago 3

PANGKEP SULSEL - Pembangunan desa menjadi fondasi penting dalam menciptakan Indonesia yang berdaya saing dan sejahtera. Desa bukan lagi sekadar wilayah pinggiran, tetapi garda terdepan dalam menopang kekuatan ekonomi, budaya, dan sosial bangsa. Namun untuk benar-benar mandiri dan maju, pembangunan desa harus melampaui pendekatan seremonial atau top-down. Dibutuhkan gerakan teknis dan strategis yang berpihak pada potensi serta partisipasi warga desa sendiri.

Desa yang mandiri berarti desa yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dari sumber daya lokal, tidak bergantung penuh pada bantuan luar. Sementara desa yang maju ditandai dengan keterbukaan pada inovasi, teknologi, dan keterlibatan generasi muda. Kedua cita-cita ini tidak bisa dicapai tanpa fondasi perencanaan dan pelaksanaan yang kuat. Dalam hal ini, peran data dan partisipasi masyarakat menjadi kunci utama.

Langkah awal yang tak bisa diabaikan adalah pemetaan potensi dan permasalahan desa secara detail. Ini bukan sekadar mencatat apa yang dimiliki desa, tetapi menyelami nilai ekonomi, sosial, dan ekologis dari setiap aset desa. Misalnya, keberadaan rawa-rawa bisa dimanfaatkan sebagai ekowisata atau budidaya ikan air tawar. Begitu pula limbah pertanian bisa diolah menjadi kompos atau energi terbarukan.

Setelah potensi diketahui, langkah berikutnya adalah merancang perencanaan pembangunan yang tepat guna. Banyak desa masih terpaku pada pembangunan fisik seperti jalan dan gedung. Padahal, investasi pada kapasitas manusia melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan non-formal justru lebih berdampak panjang. Misalnya, pelatihan digital marketing bagi pelaku UMKM desa bisa membuka pasar yang jauh lebih luas.

Teknologi menjadi jembatan penting dalam mempercepat kemajuan desa. Akses internet tidak hanya membuka pintu informasi, tapi juga memperkuat tata kelola desa secara transparan. Digitalisasi pelayanan publik, laporan keuangan desa, serta pemasaran produk bisa menjadikan desa lebih efisien dan modern. Bahkan, desa dapat membangun aplikasi lokal untuk pelaporan masalah warga atau forum aspirasi.

Kunci keberhasilan lainnya adalah membangun lembaga ekonomi desa yang kuat, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes bukan sekadar alat mencari laba, tetapi juga wadah pemberdayaan dan distribusi kesejahteraan. Jika dikelola profesional, BUMDes bisa menyerap tenaga kerja lokal, mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, dan menjadi motor ekonomi desa.

Namun, tak semua pembangunan membutuhkan biaya besar. Kreativitas lokal bisa menjadi nilai jual yang tinggi. Desa-desa yang berhasil mengangkat kearifan lokal seperti kerajinan, kuliner khas, dan budaya tradisional terbukti mampu menarik wisatawan dan pembeli dari luar. Kuncinya adalah pengemasan dan pemasaran yang baik, serta adanya kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan swasta.

Penting juga untuk menciptakan ruang kolaborasi antar warga desa, pemuda, perempuan, dan tokoh adat. Musyawarah desa tidak boleh hanya formalitas, tetapi harus menjadi forum terbuka yang mendorong gagasan dan inovasi. Anak muda desa perlu dilibatkan dalam proyek-proyek strategis agar tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap kemajuan desanya.

Tentu, semua rencana dan aksi perlu dikawal dengan monitoring dan evaluasi yang jujur serta berkala. Desa harus memiliki indikator keberhasilan yang konkret, seperti peningkatan pendapatan warga, jumlah produk lokal yang dipasarkan, atau menurunnya angka pengangguran. Kegagalan pun bukan aib, selama menjadi bahan pembelajaran bersama.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan desa juga memerlukan dukungan dari luar: pemerintah pusat, kabupaten, dan mitra pembangunan. Namun, dukungan ini semestinya bersifat fasilitasi, bukan dominasi. Desa harus diberi ruang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai kebutuhan dan karakteristiknya masing-masing.

Kemandirian desa sejatinya adalah wujud dari keadilan pembangunan. Ketika desa diberdayakan, maka ketimpangan antara kota dan desa bisa dikurangi. Desa tidak lagi menjadi objek pembangunan, melainkan subjek yang aktif dan kreatif. Inilah esensi dari konsep “Desa Bangkit”.

Akhirnya, membangun desa yang mandiri dan maju adalah investasi jangka panjang yang harus dimulai dari sekarang. Tidak perlu menunggu dana besar atau proyek luar negeri. Cukup dimulai dari niat kolektif, pemetaan potensi, dan aksi nyata yang konsisten. Bila setiap desa mampu menemukan dan mengelola kekuatannya sendiri, maka Indonesia akan melangkah lebih cepat menuju kesejahteraan yang merata.

Pangkep 23 Mei 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkep 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |