Bandung - Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta, kami menyusuri langkah kaki masuk ke dalam Pasar Cihapit yang memang menjadi target yang akan kami tuju untuk menikmati kuliner di Kota Bandung.
Saya melangkah cepat. Dalam beberapa langkah kemudian mata saya langsung melihat adanya kerumunan orang yang duduk berjejer di beberapa bangku-bangku kayu panjang. Suara riuh rendah pelayan terdengar cukup kencang. Ternyata orang-orang ini sedang menikmati beragam masakan rumahan dari Warung Nasi Bu Eha.
Dari berbagai referensi, saya membaca bahwa Warung Nasi Bu Eha adalah salah satu warung yang legendaris karena usianya hampir setara dengan Pasar Cihapit ini sendiri. Sejarah mencatat bahwa Bung Karno presiden pertama RI sering makan di warung ini saat berada atau berkunjung ke Bandung.
Ketika saya sampai di Warung Nasi Bu Eha, tempat duduknya penuh dengan kesibukan pelayanan yang sangat repot luar biasa karena banyaknya pengunjung yang datang.
Pasar Cihapit jadi salah satu pasar yang legendaris. Pada tahun 1940-an, pasar ini masih berupa lapangan tempat memandikan kuda-kuda yang tengah beristirahat. Kenangan ini masih teringat di memori Djulaeha, atau akrab disapa Mak Eha.
Nama Mak Eha bisa dibilang paling tenar di Pasar Cihapit. Ia punya warung nasi yang sudah berdiri sejak tahun 1947, bahkan sebelum ada Pasar Cihapit itu berdiri.
Usianya memang sudah tidak muda lagi, sudah 93 tahun. Namun ia masih punya pendengaran, penglihatan, dan ingatan yang jelas. Hanya saja jalannya sudah tak setegap dan segesit dulu.
Sampai sekarang, resep masakan warung nasi Bu Eha masih terjaga cita rasanya. Padahal Pasar Cihapit terus mengalami perubahan melintasi zaman. Bahkan kini banyak destinasi kuliner yang kekinian dan jadi tongkrongan anak muda.
Tapi entah kenapa, Warung Nasi Bu Eha masih terus ramai seolah tak tergerus masa. Meskipun sejak pukul 06.00-15.30 WIB, tapi kalau ada pengunjung yang baru datang pukul 10.00 WIB atau lebih siang lagi, harus siap-siap gigit jari karena kehabisan banyak menu andalan.
Menu yang disajikan sebetulnya beragam. Sebut saja menu rumahan seperti gepuk, babat, limpa, soto Bandung, gorengan udang, gorengan jagung, telur balado, rendang, dan perkedel.
Tapi yang paling sering dicari orang-orang yakni gepuk, perkedel, dan aneka pepesnya. Plus, tak lengkap menyantap makanan khas Sunda jika tanpa sambalnya. Warung Nasi Mak Eha punya tiga sambal andalan yakni sambal leunca, sambal dadak, dan karedok.
Ada juga soto Bandung, limpa, rendang, ayam goreng, tapi kalau sudah siang makasannya sudah tidak lengkap lagi.
"Resepnya bisa enak ya pokoknya masaknya dari hati nurani kita sendiri juga aja. Jangan mengecewakan pembeli kalau masak. Sebelum masak dipilah dulu, didoakan, jadi yang beli ngerasa mantep, ” ucap mak Eha.
Warung Bu Eha Jadi Langganan Para Pesohor
Warung Bu Eha di Pasar Cihapit
Letaknya agak tersembunyi di ujung bagian dalam pasar tradisional, tapi pelanggannya tidak main-main. Mulai dari keluarga Presiden, Menteri, Pejabat Daerah, hingga artis, tak terhitung ada berapa yang pernah mampir makan disini.
Mak Eha masih ingat betul, Inggit Garnasih istri Presiden pertama RI, Soekarno, sering makan disini. Tak jarang ia membawa pulang jika Soekarno mampir ke Bandung.
Nama-nama beken lainnya yang pernah mampir yakni sebut saja keluarga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, artis Meriam Bellina, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, pakar kuliner William Wongso, grup musik Project Pop, hingga pakar kuliner mendiang Bondan Winarno.
Ayooo jangan ketinggalan selamat berkuliner di Pasar Cihapit.@Red.
Oleh: Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA , CSSL