PURWOKERTO - Menebar Manfaat, Merajut Asa, Dalam semilir angin Banyumas dan suasana yang bersahaja, semangat pengabdian dan kepedulian kembali dikibarkan oleh Wadah Perisai Tri Putra Galuh (TPG) Purwokerto.
Bertempat di Kedai Banyumas, sebuah pertemuan hangat digelar, bukan sekadar ngopi-ngopi biasa, melainkan momentum menyalakan kembali bara api perjuangan menebar manfaat perlindungan sosial ketenagakerjaan bagi para pekerja bukan penerima upah (BPU) atau sektor informal, Kamis Siang (29/05/2025).
Acara yang berlangsung pada Kamis siang ini dihadiri para pegiat Perisai dari berbagai penjuru wilayah: Kemranjen, Sumpiuh, Sokaraja, Banyumas, Purwokerto, Ajibarang, Wangon, dan sekitarnya. Hadir pula tokoh penting yang menjadi penguat langkah, yaitu Dewi Irma, Pembina Perisai BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Purwokerto, bersama suami dan putrinya. Momen silaturahmi ini menjadi ruang berbagi strategi, memperkuat sinergi, dan menyatukan frekuensi semangat dalam syiar manfaat jaminan sosial ketenagakerjaan.
Ketua Wadah Perisai TPG, Yayat, dalam sambutannya penuh ketulusan menyampaikan:
“Terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu di hari libur ini. Mari kita bangkitkan kembali bara semangat menebar manfaat. Tak ada doa dan usaha yang sia-sia bila dirutinkan dengan niat tulus, mengajak saudara-saudari kita memahami dan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Setiap langkah kita adalah sedekah waktu, tenaga, dan pikiran yang bernilai kemuliaan, " ungkapnya.
Suasana menghangat ketika Dewi Irma, selaku pembina Perisai, menuturkan harapannya:
“Mari teris kita kibarkan semangat kebersamaan dalam setiap kesempatan. Sosialisasikan manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, terutama bagi sektor informal. Dengan minimal dua program, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), kita bisa membantu masyarakat bebas cemas dalam bekerja. Tidak ada yang tidak bisa, bila kita saling menopang dan memberi dukungan, " terangnya.
Tak kalah inspiratif, suami Ibu Dewi, yang turut hadir dari Magelang di tengah waktu libur, menambah daya gedor motivasi. Ia berbagi strategi lapangan yang realistis dan bisa diterapkan, seperti sistem "empat mata" atau pendekatan personal, maupun "banyak mata" dalam forum sosial masyarakat. Ia mengingatkan bahwa setiap interaksi bisa menjadi ladang dakwah sosial, setiap obrolan bisa menjadi jalan masuk kebaikan.
Forum ini juga membuka sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu langsung oleh Ketua Yayat.
Satu per satu anggota Perisai berbagi pengalaman lapangan, dari keberhasilan pendekatan hingga tantangan yang dihadapi.
Semua masukan menjadi ilmu kolektif, memperkaya strategi untuk memperluas jangkauan peserta baru. Di balik semua itu, ada mimpi bersama: pekerja keras hidup tanpa cemas, terlindungi, dan dihargai.
Pertemuan ditutup dengan doa bersama, ramah tamah sambil menikmati hidangan siang khas Banyumas, dan sesi foto penuh kehangatan. Pantun penyemangat dilantunkan sebagai pengingat bahwa perjuangan ini suci:
“Berawal Basmallah, berakhir Hamdallah,
Langkah Perisai adalah sedekah,
Tambah hari, tambah berkah,
Peserta baru pun semakin melimpah, " tuturnya.
Dengan hanya Rp16.800 per bulan, setara Rp.600 per hari, masyarakat sektor informal sudah bisa mendapatkan perlindungan JKK dan JKM. Iuran bahkan bisa dibayar per 3, 6, atau 12 bulan sekali. Ini bukan sekadar program, tapi ikhtiar nyata melindungi saudara sebangsa yang bekerja tanpa jaminan formal.
Wadah Perisai TPG bukan hanya komunitas, melainkan lentera perjuangan sosial. Semoga semangat ini terus menyala, menghangatkan langkah para relawan yang bekerja dalam senyap, namun menghasilkan gema perlindungan yang nyata.
(DJARMANTO-YF2DOI)