TANGSEL – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Perintis dan Kepeloporan RM Margono Djojohadikusumo dalam Meletakkan Fondasi Sistem Keuangan Modern untuk Pembangunan Perekonomian Indonesia”, Kamis (15/5) di Gedung Harun Nasution.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-23 Gedung Harun Nasution dan digagas sebagai forum ilmiah untuk mengkaji kontribusi strategis RM Margono dalam sejarah ekonomi nasional. Seminar ini juga menjadi momentum akademik untuk mendukung wacana pengusulan RM Margono sebagai Pahlawan Nasional.
“Seminar Nasional ini kami selenggarakan untuk memvalidasi kontribusi RM Margono secara akademis melalui kajian ilmiah berbasis data sejarah yang kredibel, khususnya dalam bidang ekonomi kerakyatan, keuangan, dan perbankan, ” ujar Dekan FEB UIN Jakarta, Prof. Dr. Ibnu Qizam, M.Si., Ak., CA.
Acara ini dihadiri lebih dari 500 peserta dari kalangan akademisi, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, TNI/Polri, dan mahasiswa. Seminar menghadirkan narasumber lintas disiplin, antara lain Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar sebagai keynote speaker, sejarawan Prof. Dr. Sugeng Priyadi (UM Purwokerto), Prof. Dr. Jajat Burhanuddin (UIN Jakarta), serta Direktur BTN Nixon Napitupulu.
RM Margono dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada 1946, yang saat itu berperan layaknya bank sentral di masa awal kemerdekaan. Selain membangun institusi keuangan, Margono juga mengembangkan gagasan koperasi dan sistem keuangan yang pro-rakyat, menjadikannya pelopor ekonomi kerakyatan di Indonesia.
"Kontribusi Margono sangat relevan untuk ditelaah kembali secara akademis. Kita butuh kajian sejarah yang jujur dan independen agar penghargaan seperti gelar Pahlawan Nasional benar-benar diberikan kepada yang layak, bukan karena kepentingan politik, " tegas Prof. Sugeng Priyadi dalam pemaparannya.
Sekretaris Pelaksana Seminar, Rizqon Halal Syah Aji, Ph.D., menambahkan bahwa pemikiran Margono harus menjadi referensi utama dalam pendidikan ekonomi bagi mahasiswa. “Kita ingin mahasiswa memahami bahwa sistem keuangan Indonesia. (Hendi)