Tolak OPM, Masyarakat Adat Moi Bersatu: Tanah Kami Bukan Medan Perang

13 hours ago 7

PAPUA - Suara tegas masyarakat adat Suku Moi menggema di wilayah Asbaken Raya dan Sayosa Raya pada Rabu (23/7/2025), ketika ratusan warga dari berbagai kampung menggelar aksi damai menolak kehadiran Organisasi Papua Merdeka (OPM) di tanah leluhur mereka. Aksi ini menjadi simbol penegasan bahwa masyarakat ingin hidup damai dan tidak mau terseret dalam konflik bersenjata.

Dalam orasinya, Ketua Lembaga Adat Moi Wilayah Sayosa Raya, Yonas Kalami, menekankan bahwa warga Moi menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan menolak segala bentuk kekerasan yang dibawa oleh kelompok separatis.

“Kami masyarakat adat Moi hidup dengan prinsip damai dan saling menghargai. Kami menolak keras kehadiran OPM yang justru merusak tatanan kehidupan kami. Jangan jadikan Tanah Moi sebagai panggung kekacauan, ” tegas Yonas disambut sorak dukungan massa.

Dukungan terhadap aksi ini juga datang dari kalangan pemuda. Tokoh Pemuda Adat Asbaken Raya, Simon Mosso, menyuarakan harapan generasi muda Moi yang ingin membangun masa depan tanpa intimidasi dan ideologi kekerasan.

“Kami ingin membangun pendidikan, pertanian, dan ekonomi. Jangan bawa senjata ke kampung kami. Kami ingin masa depan yang cerah, bukan derita karena konflik, ” tegas Simon, mewakili aspirasi pemuda Moi yang kini lebih berpihak pada pembangunan dan kemajuan.

Aksi damai ini turut diselimuti suasana religius. Pendeta Marthen Tetelepta dari Gereja Kristen Injili (GKI) di wilayah Sayosa memimpin doa bersama dan menyampaikan pesan moral yang menolak kekerasan dalam bentuk apa pun.

“Tuhan tidak pernah mengajarkan pembunuhan, pemerasan, dan kebencian. Mereka yang membawa senjata dan menyebar teror bukanlah pembela rakyat, melainkan perusak kehidupan, ” ujarnya dalam khotbah singkatnya.

Warga yang hadir membawa hasil bumi seperti umbi-umbian dan buah-buahan sebagai simbol harapan akan ketenangan, kesejahteraan, dan keberlanjutan hidup di tanah adat mereka. Aksi berlangsung tertib, damai, dan penuh semangat persatuan lintas generasi.

Masyarakat adat Moi kini menunjukkan ketegasan sikap terhadap kehadiran kelompok bersenjata, menandai gelombang kesadaran baru bahwa kekerasan bukanlah jalan menuju masa depan Papua yang sejahtera. (Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |