YAHUKIMO - Di tengah lebatnya hutan dan derasnya arus kehidupan di pegunungan Papua, secercah harapan kembali dibangun dari jalinan kekuatan TNI dan rakyat. Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir bersama warga bahu membahu memperbaiki jembatan penghubung vital antara Kampung Kekei dan Kampung Bruto, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Minggu 22 Juni 2025.
Jembatan tersebut sebelumnya mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem dan usia struktur yang telah lama digunakan. Padahal, jembatan ini merupakan satu-satunya akses penting bagi warga untuk beraktivitas sehari-hari baik ke pasar, sekolah, maupun pelayanan kesehatan.
Melihat kondisi tersebut, personel Satgas tanpa ragu langsung turun tangan, bersinergi dengan masyarakat setempat untuk memperbaiki jembatan dalam semangat gotong royong.
“Kami menjalankan arahan Bapak Panglima TNI, bahwa di mana ada rakyat, di situ TNI harus hadir dan bermanfaat. Maka sudah menjadi kewajiban kami untuk membantu masyarakat, apapun bentuknya, ” ujar Dansatgas Letkol Marinir Siswanto, di sela-sela kegiatan.
Lebih dari sekadar memperbaiki infrastruktur, aksi ini menjadi wujud nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. Suasana keakraban tercipta saat prajurit dan warga saling bergantian mengangkat kayu, memaku, dan memperkuat struktur jembatan yang kini kembali bisa dilalui dengan aman.
Warga Kampung Kekei dan Bruto pun menyambut hangat kehadiran Satgas. Mereka menyampaikan rasa terima kasih karena TNI tidak hanya hadir menjaga keamanan, tetapi juga ikut merasakan kesulitan masyarakat, lalu hadir membawa solusi.
“TNI bukan hanya penjaga batas, tapi juga bagian dari keluarga besar kami di sini, ” ucap salah seorang tokoh masyarakat.
Sementara itu, Panglima Komando Operasi TNI (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan apresiasi atas aksi cepat dan penuh empati yang dilakukan Satgas Yonif 1 Marinir.
“Inilah bentuk kehadiran TNI yang sesungguhnya bukan hanya menjaga tapal batas, tetapi juga menjembatani harapan rakyat. TNI dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, ” tegasnya.
Kegiatan ini membuktikan bahwa pembangunan di Papua tidak melulu soal infrastruktur besar, melainkan juga soal menyentuh hati, mendengar keluhan rakyat, dan menjawabnya dengan kerja nyata.
(Pen Satgas Yonif 1 Marinir)