Terusir di Tanah Sendiri: Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Teror OPM

1 week ago 7

INTAN JAYA - Derita masyarakat Intan Jaya kembali mengemuka. Gelombang pengungsian besar-besaran terjadi setelah aksi brutal kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) menebar teror di berbagai kampung. Suara tembakan, intimidasi, dan perusakan fasilitas publik menjadi keseharian yang menakutkan, memaksa ratusan warga meninggalkan rumah dan mencari perlindungan. Selasa 27 Mei 2025.

Ketakutan telah menggantikan rasa aman, dan trauma menggeser ketenangan yang dulu menyelimuti tanah pegunungan Papua ini. Kini, lebih dari 150 warga, sebagian besar perempuan dan anak-anak, memilih mengungsi ke kantor distrik Sugapa dan Pos TNI demi bertahan hidup.

“Setiap malam kami tidur dengan rasa takut. Anak-anak menangis, orang tua panik. Kami tidak bisa berkebun, anak-anak tidak bisa sekolah. Ini bukan kehidupan, ” ungkap Yonas Douw, tokoh masyarakat Intan Jaya, dengan suara getir.

Jalanan menuju kampung-kampung sunyi. Beberapa warga bahkan menempuh puluhan kilometer berjalan kaki melintasi hutan, demi menjauh dari ancaman senjata. Transportasi lumpuh, dan tak ada jaminan keselamatan.

Silas Yogi, Kepala Distrik Sugapa, mengonfirmasi pengungsian ini dan mengakui keterbatasan pemerintah daerah dalam menangani krisis.

“Kami berusaha memberikan tempat tinggal sementara dan makanan, tapi kami tidak bisa bekerja sendiri. Yang dibutuhkan masyarakat adalah rasa aman dan kepastian, ” ujarnya.

Sikap tegas disampaikan oleh Ketua Forum Komunikasi Tokoh Adat Intan Jaya, Pius Kogoya, yang menyatakan bahwa OPM telah melenceng dari nilai-nilai perjuangan rakyat Papua.

“Mengusir rakyat dari tanah mereka sendiri adalah bentuk kejahatan. Tidak ada alasan moral atau ideologis yang bisa membenarkan teror terhadap warga sipil, ” tegas Pius.

Aparat keamanan kini meningkatkan patroli dan pengamanan di titik-titik rawan. Namun masyarakat berharap lebih dari sekadar senjata mereka menanti pendekatan yang mengedepankan dialog, pembangunan, dan rekonsiliasi.

Kini, suara rakyat Intan Jaya semakin lantang: mereka menolak dijadikan korban konflik berkepanjangan. Mereka tidak ingin jadi pion dalam permainan kekuasaan bersenjata. Mereka hanya ingin damai, ingin kembali ke rumah, ingin melihat anak-anak mereka sekolah, bukan bersembunyi di bawah bayang-bayang senapan. (***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |