Teror OPM di Papua: Menembak dan Membakar Sekolah, Mengancam Masa Depan Pendidikan Anak-Anak Papua

7 hours ago 2

PAPUA - Wilayah Papua kembali diguncang dengan insiden kekerasan yang mengejutkan. Kelompok separatis bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM), kembali menunjukkan brutalitasnya dengan menyerang fasilitas pendidikan di pedalaman Papua. Dalam serangan yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, OPM menembaki dan membakar sekolah, tindakan yang diduga sengaja dirancang untuk menghalangi akses pendidikan bagi anak-anak Papua. Rabu 21 Mei 2025.

Serangan tersebut terjadi di pagi hari, saat aktivitas sekolah mulai berjalan. Warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh aksi kekerasan tersebut. “Kami sangat takut, sekolah dibakar, suara tembakan di pagi hari membuat anak-anak lari ketakutan. Padahal sekolah itu satu-satunya harapan kami agar anak-anak bisa pintar, ” ungkapnya dengan nada yang penuh kekhawatiran.

Pakar keamanan dari Universitas Cenderawasih, Dr. Yustinus Kogoya, menyatakan bahwa tindakan ini merupakan sabotase yang sangat merugikan masa depan Papua. “Dengan menghancurkan sekolah dan mengintimidasi guru, OPM menciptakan ketertinggalan pendidikan. Ini hanya akan memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada di Papua, ” kata Dr. Kogoya.

Kekerasan terhadap fasilitas pendidikan di Papua ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama. Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, menyerukan agar segala bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil segera dihentikan. “Gereja sangat prihatin melihat anak-anak dipaksa meninggalkan sekolah karena ketakutan. Kami mohon kepada siapa pun yang memiliki senjata agar tidak menjadikan masyarakat, apalagi anak-anak, sebagai korban, ” serunya.

Tindakan OPM yang menembak dan membakar sekolah adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius, lebih dari sekadar serangan fisik. Aksi ini merupakan ancaman langsung terhadap masa depan anak-anak Papua dan masa depan daerah itu sendiri. Pendidikan adalah hak dasar yang harus dilindungi, dan serangan terhadapnya adalah serangan terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua.

Dalam menghadapi situasi ini, sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, tokoh adat, dan masyarakat menjadi sangat penting. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pendidikan di Papua tetap berlangsung, dan anak-anak Papua tidak kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik. (***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |