INTAN JAYA - Di tengah keheningan pegunungan Papua yang diselimuti kabut pagi, gema takbir menggema dari sebuah mushola kecil berwarna hijau di Pos TK J2 Kout. Hari itu, Jumat (6/6/2025), Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan dan masyarakat setempat menorehkan sejarah kebersamaan dalam perayaan Idul Adha 1446 H.
Sholat Id berjamaah di Mushola Asyifa menjadi pusat perayaan, dipimpin langsung oleh Danpos TK J2, Lettu Inf. Nanang Muhtar, dan diikuti sekitar 50 jamaah terdiri dari personel TNI dan warga dari berbagai latar belakang. Tak ada sekat, tak ada pangkat hanya barisan yang sejajar dalam sajadah yang sama.
"Kehadiran TNI bukan hanya menjaga batas, tapi juga merawat silaturahmi dan persaudaraan, " ungkap Lettu Nanang penuh haru.
Setelah sholat, halaman pos berubah menjadi ruang kebahagiaan. TNI dan warga bersama-sama memasak, makan, bercengkrama, dan saling membantu. Dapur darurat mengepul aroma masakan khas kampung. Anak-anak tertawa, orang tua bersyukur, dan para prajurit menanggalkan atribut militer demi menjadi sahabat rakyat.
Bapak Yulius, tokoh masyarakat yang hadir, tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.
"Kami sholat bareng, makan bareng. Tidak ada perbedaan. TNI sudah seperti keluarga kami, " tuturnya.
Momen-momen kecil seperti personel TNI membantu mencuci tangan anak-anak dengan air bersih, membagikan makanan, hingga tertawa bersama warga menjadi potret damai Papua yang kerap luput dari pemberitaan.
Lebih dari sekadar perayaan, kegiatan ini menegaskan misi besar Satgas Yonif 500/Sikatan: menyentuh hati, bukan menaklukkan. Menghadirkan rasa aman, bukan ketakutan.
“Papua bukan sekadar wilayah tugas, tapi rumah. Dan rumah harus dijaga dengan cinta, ” pungkas Lettu Nanang.
Di tengah rimba yang sering disalahpahami sebagai ladang konflik, Satgas TNI dan warga Papua justru menunjukkan bahwa damai bisa dimulai dari sepotong senyuman dan sepiring makan siang. Idul Adha tahun ini bukan hanya pengorbanan, tapi juga pengabdian dan pelukan hangat antar anak bangsa.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Lieutenant Colonel Inf Iwan Dwi Prihartono