BANYUMAS - Dalam syahdu siang nan berkah, gema hamdalah menggema di langit MAN 2 Banyumas, menandai berakhirnya gelaran Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Madrasah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025, Rabu (30/07/2025).
Penutupan dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag, dengan iringan doa Hamdallah dan rasa syukur yang menggugah hati.
Dihadiri para tokoh penting, dari Kanwil Kemenag Jateng, pejabat Pemkab Banyumas, hingga Rektor UIN Saizu Purwokerto, kegiatan ini menjadi penutup manis perjuangan 35 kontingen dari berbagai kabupaten/kota di Jateng yang telah berlaga dalam semangat sportivitas dan ukhuwah madrasah.
Kabupaten Banyumas dinobatkan sebagai juara umum. Kontingen MI dan MTs meraih total 12 medali emas, 4 perak, dan 8 perunggu. Kontingen MA juga masuk peringkat 10 besar, membawa harum nama tuan rumah.
“Prestasi Banyumas menjadi legacy dan inspirasi bagi daerah lain. Kemenangan ini bukan hanya angka, tapi pesan bahwa madrasah adalah ladang potensi besar, ” ujar Prof. Dr. H. Suyitno, dalam sambutannya yang membakar semangat.
Dirjen mengingatkan bahwa Porseni adalah panggung menemukan jati diri, bukan hanya mencetak juara. Ia mendorong kepala madrasah untuk menggali minat dan bakat siswa, agar tidak semua diarahkan menjadi pejabat semata.
“Orangtua hari ini tak bisa memaksa anak menjadi bayangannya. Biarkan mereka tumbuh dengan talenta mereka. Seni dan olahraga membentuk karakter, mencetak insan berakhlak dan sportif, ” pesannya lugas.
Ia pun menitipkan pesan agar madrasah selalu menghidupkan lagu-lagu kebangsaan dan nilai nasionalisme, agar peserta didik tidak asing dengan jati diri bangsa dan budaya.
“Islam di Nusantara berkembang pesat melalui jalur seni. Maka jangan remehkan seni, ia adalah jalan dakwah yang paling meresap ke hati, ” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Hj. Dwi Asih Lintarti yang mewakili Bupati, menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas suksesnya Porseni.
“Atas nama Pemkab dan masyarakat Banyumas, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak. Kami bangga Banyumas dipercaya menjadi tuan rumah, dan alhamdulillah, semuanya berjalan lancar, aman, dan penuh kekeluargaan, ” ucapnya.
Ia berharap pengalaman ini jadi pemantik semangat untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas madrasah agar Banyumas siap menyambut event lebih besar, termasuk juka ada kemungkinan Porseni Madrasah tingkat nasional.
“Kalau Banyumas dipercaya jadi tuan rumah nasional, InsyaAllah siap, ” ujarnya optimis.
Kepala Kantor Kemenag Banyumas, Dr. H. Ibnu Asaddudin, S.Ag., M.Pd., memimpin doa penutup penuh khidmat, memohon keberkahan dari seluruh rangkaian kegiatan.
“Semoga seluruh rombongan pulang dalam lindungan Allah, dan setiap peluh perjuangan selama Porseni menjadi amal ibadah yang diridhai-NYA. Bi barokati Al-Fatihah. Aamiin, ” doanya menggetarkan.
Di sela-sela pantauan awak media, terungkap bahwa panitia lokal di Banyumas, KKM dan Tim Media / Humas MAN 1 dan Humas Kemenag bekerja tanpa lelah 4 hari 4 malam penuh, bergantian istirahat demi kelancaran acara. H. Sabar Munanto dan H. Catur unsur panitia membenarkan hal ini.
“Kami berjuang bersama untuk nama baik Banyumas dan Madrasah Jawa Tengah, ” ungkapnya singkat namun penuh makna.
Ketua Panitia, Dr. H. Edi Sungkowo, S.Pd., M.Pd., dalam keterangannya menyampaikan bahwa semua hasil lomba telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Nomor: 144/SK/PORSENI/VII/2025, dan para pemenang berhak atas piagam, trofi, dan uang pembinaan serta potensi mewakili Jateng di tingkat nasional.
Momen penuh haru terjadi ketika Kasi Penmad, Dr. H. M. Wahyu Fauzi Aziz, SH., M.Si., bersama Kepala Kemenag Banyumas mengangkat trofi juara umum di hadapan peserta dan undangan. Trofi itu bukan sekadar simbol kemenangan, tapi cermin kerja keras, sinergi, dan dedikasi madrasah dalam mencetak generasi unggul lahir batin.
“Tetap berlatih, jangan puas. Yang belum juara, jangan putus asa. Semua kita sedang menanam benih masa depan, ” tutup Wakil Bupati dalam wawancara singkat.
Di bawah langit Banyumas yang teduh, Porseni Madrasah Jateng 2025 resmi ditutup. Tapi semangatnya tak akan pernah padam, karena setiap peluh adalah doa, dan setiap langkah adalah perjuangan suci dalam membangun generasi madrasah yang cerdas, beriman, dan berkarakter.
(Djarmanto-YF2DOI)