PULAU PENANG — Setiap hari, ratusan ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia menghasilkan berbagai jenis limbah rumah tangga dalam aktivitas domestik mereka. Data menunjukkan bahwa seorang PMI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dapat menghasilkan 1, 5-2 kg sampah per hari, terdiri dari sisa makanan (45%), plastik kemasan (30%), kertas dan kardus (15%), serta limbah cair seperti deterjen dan minyak jelantah (10%). Namun sayangnya, kurang dari 20?ri limbah ini yang dikelola secara benar. Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor krusial. Pertama, keterbatasan pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Sebanyak 85% PMI mengaku tidak pernah mendapat pelatihan tentang daur ulang atau pemanfaatan limbah. Kedua, infrastruktur pengelolaan sampah yang terbatas di tempat tinggal sebagian besar PMI. Ketiga, persepsi bahwa mengolah sampah membutuhkan waktu dan usaha ekstra yang dianggap tidak sebanding dengan manfaatnya.
Padahal, berbagai jenis limbah rumah tangga ini sebenarnya menyimpan potensi ekonomi yang signifikan jika dikelola dengan prinsip ekonomi sirkular. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos bernilai jual Rp 5.000-10.000 per kilogram. Kemasan plastik dan kardus bisa didaur ulang menjadi kerajinan tangan dengan margin keuntungan mencapai 200%. Minyak jelantah bahkan dapat diubah menjadi sabun cair dengan nilai tambah hingga 300%.
Menyadari peluang ini, Universitas Mercu Buana (UMB) melalui Fakultas Teknik Industri menggandeng Pertubuhan Masyarakat Indonesia (PERMAI) Penang meluncurkan program International Joint Community Services yang dilaksanakan pada 3-5 Mei 2025. Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi tridharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat, dengan pendekatan multidisiplin yang melibatkan pakar dari berbagai bidang.
Program pelatihan ini dirancang khusus untuk mengatasi tiga masalah utama:
- Aspek Teknis : Pelatihan pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi
- Aspek Bisnis : Pembekalan kewirausahaan berkelanjutan
- Aspek Pemasaran : Strategi komersialisasi produk ramah lingkungan
Tim yang dipimpin oleh Prof. Herry Agung Prabowo terdiri dari beberapa pakar multidisiplin, yakni Dr. Sawarni Hasibuan, Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, Dr. Lien Herliani Kusumah, Dr. Humiras Purba, Dr. M. Kholil, Dr. Hasbullah, Dr. Choesnul Jaqin, Dr. Jacky Chin, Dr. Uly Amrina, Dr. Hernadewita, Dr. Farida, MMA Ir. Silvi Ariyanti, MSc, dan dibantu 2 staf prodi yaitu Adizty Sumarno, ST. MT dan Dyah Utami ST. MT.
"Kami tidak hanya mengajarkan cara membuat produk, tetapi membangun mindset wirausaha berkelanjutan. Program ini diharapkan mampu mengubah paradigma PMI tentang sampah. Dari beban menjadi berkah, dari masalah menjadi peluang, " jelas Prof. Herry, Minggu (4 Mei 2025). Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan poin ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Program pemberdayaan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi langsung bagi PMI, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan di Penang Malaysia. Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah yang dapat menciptakan solusi inovatif untuk masalah kompleks di era globalisasi. (HK)