Pasca Perpecahan Pimpinan, Banyak Anggota OPM Ingin Kembali ke Pangkuan NKRI

4 hours ago 2

PAPUA - Keretakan serius kini terjadi dalam tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Setelah ketegangan antara faksi-faksi bersenjata pimpinan yang saling bersaing, gelombang keinginan untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin menguat di kalangan anggota OPM. Minggu (25/05/2025).

Yance Wonda, seorang tokoh adat dari Kabupaten Puncak Jaya, mengungkapkan bahwa semakin banyak anggota OPM, terutama generasi muda, yang menyadari bahwa jalan kekerasan tidak membawa hasil. Mereka kini menginginkan kehidupan yang lebih damai, bertani, dan bersekolah bersama masyarakat Indonesia lainnya.

“Kami terus membuka ruang bagi siapa saja yang ingin kembali dan hidup damai. Anak-anak muda yang dulu bergabung dengan OPM kini mulai sadar bahwa mereka bisa memiliki harapan hidup yang lebih baik dengan berada di NKRI, ” ujar Yance Wonda, Minggu (25/5/2025).

Pendeta Benyamin Mote dari Lanny Jaya juga menyoroti kondisi generasi muda Papua yang terjerat dalam konflik bersenjata. Menurutnya, banyak dari mereka yang hanya ikut terlibat karena ajakan, bukan karena pemahaman mendalam tentang perjuangan yang mereka ikuti. Sekarang, mereka mulai melihat bahwa masa depan yang lebih baik justru ada di bawah naungan NKRI.

“Banyak yang dulu terlibat dalam pertempuran hanya ikut karena ajakan, bukan karena tujuan yang jelas. Sekarang, mereka melihat bahwa harapan untuk hidup lebih baik justru bersama NKRI, ” tambah Pendeta Benyamin.

Di sisi lain, masyarakat sipil mulai menyongsong perpecahan internal OPM ini sebagai momentum untuk memulihkan kepercayaan antara rakyat Papua dan negara. Kepala Kampung Kobakma, Thomas Telenggen, mengungkapkan dukungannya terhadap mereka yang ingin kembali ke pangkuan NKRI.

“Masyarakat kami tidak menyimpan dendam. Kami justru mendukung mereka yang ingin kembali, hidup bersama, membangun kampung, dan menikmati pembangunan. Yang penting sekarang adalah kedamaian, ” ujarnya.

Perpecahan yang terjadi dalam tubuh OPM ini mencerminkan rapuhnya fondasi gerakan yang selama ini mengandalkan kekerasan. Ketika kepercayaan kepada pimpinan mulai luntur, banyak anggota yang mulai melihat kembali NKRI sebagai pilihan realistis untuk kehidupan yang lebih aman, damai, dan sejahtera. (***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |