OPM: Organisasi yang Berdiri di Atas Penderitaan Rakyat Papua

4 hours ago 4

PAPUA - Semakin banyak suara yang datang dari tokoh masyarakat dan pemuda Papua, yang mulai terbuka mengenai kenyataan kelam di balik perjuangan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Alih-alih menjadi wadah untuk memperjuangkan nasib rakyat, OPM justru dinilai sebagai organisasi yang berdiri di atas penderitaan masyarakat, menebar ketakutan, kekerasan, dan mematikan harapan akan perdamaian di Bumi Cenderawasih.

Samuel Itlay, seorang tokoh masyarakat Papua, dengan tegas menyampaikan bahwa OPM bukanlah jembatan untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, melainkan kelompok yang memanfaatkan nama Papua untuk tujuan kekerasan. Samuel menambahkan bahwa OPM telah mencederai nilai luhur orang Papua yang menjunjung tinggi hidup berdampingan dengan damai.

“Mereka berdiri bukan untuk rakyat, mereka memanfaatkan nama Papua untuk menciptakan ketakutan. Rakyat kecil jadi korban. OPM bukan jawaban, mereka adalah bagian dari masalah, ” tegas Samuel dengan suara lantang.

Menurut Samuel, tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ini telah menyebabkan banyak warga Papua, khususnya di pedalaman, terpaksa mengungsi. Bahkan fasilitas-fasilitas yang dibangun dengan susah payah oleh pemerintah seperti sekolah dan puskesmas dibakar dan dihancurkan hanya karena tidak sesuai dengan ideologi OPM.

Yafet Wonda, tokoh pemuda dari Kabupaten Puncak, mengungkapkan kekecewaannya terhadap banyaknya anak muda yang terjerumus dalam propaganda OPM. Yafet menyatakan bahwa kelompok separatis ini telah memperalat pemuda-pemudi Papua, menjanjikan perjuangan, namun justru menjadikan mereka sebagai alat kekerasan.

“Mereka menjerat anak-anak muda dengan janji perjuangan, padahal hanya dijadikan tameng dan alat kekerasan. Masa depan generasi Papua dirusak oleh kelompok ini, ” kata Yafet dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, Yafet menambahkan bahwa masyarakat di berbagai daerah kini lebih memilih bekerja sama dengan pemerintah dan aparat keamanan karena mereka merasa lebih aman dan mendapatkan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Kenyataan di lapangan semakin menunjukkan bahwa perjuangan yang dibungkus dengan isu kemerdekaan hanya memperpanjang derita rakyat Papua. Kampung-kampung menjadi sepi karena ketakutan, anak-anak tidak bisa sekolah, ibu hamil kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, dan roda ekonomi hampir lumpuh di banyak daerah yang rawan.

OPM, yang seharusnya menjadi pembawa perubahan, kini justru menjadi simbol kekerasan yang merenggut harapan masyarakat Papua akan masa depan yang lebih baik dan damai. (Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |