JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru saja merilis data yang menunjukkan penurunan Indeks Menabung Konsumen (IMK). Pada Juli 2025, IMK berada di angka 82, 2, sebuah penurunan sebesar 1, 6 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini tentu menjadi perhatian, karena IMK adalah salah satu indikator penting untuk mengukur seberapa besar niat dan kemampuan masyarakat untuk menabung.
Penurunan ini tentu menimbulkan pertanyaan: mengapa masyarakat Indonesia jadi kurang bersemangat untuk menabung? Menurut Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, jawabannya terletak pada meningkatnya pengeluaran rumah tangga.
"Perkembangan ini mencerminkan intensitas dan niat menabung konsumen yang melandai seiring dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada awal tahun ajaran baru, di tengah pemberian stimulus ekonomi dalam jangka pendek, " ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8).
IMK sendiri terdiri dari dua komponen utama: Indeks Intensitas Menabung (IIM) dan Indeks Waktu Menabung (IWM). IIM mencerminkan penilaian konsumen terhadap kemampuan mereka untuk menabung, sementara IWM menggambarkan pandangan mereka tentang waktu yang tepat untuk menabung.
Penurunan IMK ini sejalan dengan melemahnya IWM yang turun 4, 7 poin ke level 90, 5. Sementara itu, IIM justru mengalami kenaikan tipis sebesar 1, 4 poin ke level 73, 8.
Melihat lebih detail, persentase responden yang merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung sedikit menurun, dari 28, 9 persen pada Juni 2025 menjadi 26, 4 persen di Juli 2025. Begitu pula dengan pandangan tentang tiga bulan mendatang, di mana persentase responden yang menganggapnya sebagai waktu yang tepat untuk menabung juga mengalami penurunan, dari 42, 6 persen menjadi 38, 6 persen.
Namun, ada sedikit kabar baik dari sisi IIM. Porsi responden yang mengaku tidak pernah menabung mengalami penurunan, dari 26, 7 persen pada Juni 2025 menjadi 24, 9 persen di Juli 2025. Selain itu, porsi responden yang merasa jumlah tabungan mereka lebih kecil dari yang direncanakan juga mengalami penurunan, dari 52, 5 persen menjadi 50 persen.
Selain IMK, LPS juga mencatat penurunan pada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) sebesar 2, 5 poin menjadi 96, 9 pada Juli 2025. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi dan lapangan kerja saat ini juga mengalami penurunan.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, saya pun merasakan hal yang sama. Awal tahun ajaran baru selalu menjadi momen yang cukup menguras dompet. Biaya sekolah anak-anak, seragam, buku pelajaran, dan berbagai kebutuhan lainnya membuat pengeluaran meningkat drastis. Alhasil, rencana untuk menambah tabungan pun terpaksa ditunda. Semoga kondisi ini hanya bersifat sementara, dan kita semua bisa kembali meningkatkan tabungan di masa mendatang. (Pos Kota)