KARANGLEWAS - MI Ma’arif NU 01 Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, menyemarakkan pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) tahun ajaran 2025/2026 dengan kegiatan yang tak sekadar mengenalkan ruang kelas, tetapi juga memperkenalkan makna hidup yang mengakar pada tradisi, nilai, dan perjuangan.
Selama enam hari, dari Senin hingga Sabtu (14–19 Juli 2025), madrasah ini menuntun para siswa baru menyusuri jalan-jalan pengenalan, pembiasaan, hingga pendalaman nilai keislaman.
Hari demi hari bergulir dengan penuh makna: mulai dari sesi pengenalan lingkungan kelas dan sahabat baru, pembiasaan kedisiplinan, hingga lantunan Asmaul Husna dan praktik ibadah yang menyiram nurani. Anak-anak juga diajak bergerak melalui senam “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, serta bermain ice breaking untuk menumbuhkan kegembiraan dalam belajar.
Namun, ada yang istimewa di hari kelima, Jumat pagi (18 Juli 2025). Dalam rangka rangkaian peringatan Hari Lahir ke-42 MI Ma’arif NU 01 Pangebatan, seluruh civitas madrasah, dari siswa, dewan guru, pengurus madrasah, hingga jajaran Ranting NU Pangebatan, menapaki jejak para pendahulu melalui ziarah kubur ke makam para pendiri dan tokoh pejuang pendidikan madrasah di kompleks pemakaman desa Pangebatan.
Pukul 07.30 WIB, rombongan bergerak dalam diam yang penuh doa. Langkah kaki mereka diiringi dengan niat tulus dan wajah yang terbalut haru. Dalam kesyahduan pagi yang tenang, suara lantunan doa bergema dipimpin oleh Kyai Murtadlo, Ketua Ranting NU Pangebatan sekaligus komite madrasah, memohonkan rahmat dan ampunan bagi para pendahulu yang telah mengukir jalan cahaya dalam pendidikan Islam di desa ini.
Kepala Madrasah, Nur Khasanah, menyampaikan bahwa ziarah ini bukanlah sekadar kegiatan rutin, melainkan bagian penting dari pendidikan ruhani siswa.
“Dengan ziarah ini, anak-anak belajar mengenang jasa para pendiri, menyelami makna kehidupan, serta meneladani perjuangan mereka yang membesarkan MI Ma’arif NU 01 Pangebatan dengan peluh, doa, dan cinta, ” ungkapnya dengan penuh haru.
Usai doa dan penaburan bunga, rombongan kembali ke madrasah. Rasa syukur diwujudkan dalam kebersamaan makan bersama, sebagai simbol persaudaraan dan keharmonisan yang terajut dari satu hati: cinta kepada madrasah, cinta kepada ilmu, dan cinta kepada perjuangan.
Fakhrul, siswa kelas 4, dengan polosnya berkata,
“Kegiatan ziarah itu seru, bisa mendoakan orang yang sudah wafat dan juga dapat pahala, ” ucapnya sambil tersenyum.
Melalui kegiatan ini, harapan tumbuh bahwa nilai-nilai spiritual dan kecintaan terhadap madrasah akan terus mekar dalam jiwa para siswa. Seperti doa yang tak henti dilantunkan, semoga MI Ma’arif NU 01 Pangebatan senantiasa menjadi taman ilmu dan ladang amal yang diberkahi Allah SWT.
(Djarmanto-YF2DOI)